16 Jam di Udara Menuju Negeri 'Tanah Perawan'

Laporan dari Kazakhstan

16 Jam di Udara Menuju Negeri 'Tanah Perawan'

Yogi Ernes - detikNews
Selasa, 16 Sep 2025 10:14 WIB
Bandara Nursultan Nazarbayev, Astana, Kazakhstan. (Yogi Ernes/detikcom)
Bandara Nursultan Nazarbayev, Astana, Kazakhstan (Yogi Ernes/detikcom)
Astana -

Tiga bandara, dua negara, 16 jam di udara. Begitu gambaran perjalanan dari Indonesia menuju Kazakhstan atau kerap disebut Virgin Land (Tanah Perawan).

Sematan itu merujuk pada beberapa wilayah di Kazakhstan yang belum tersentuh manusia sama sekali. Sebagian besar wilayah Kazakhstan berbatasan langsung dengan Rusia, terutama di sebelah utara dan barat. Di sebelah timur, berbatasan langsung dengan China.

Jurnalis detikcom terbang ke Kazakhstan dalam memenuhi undangan liputan VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions yang digelar di Astana, Kazakhstan, pada 16-19 September. Kongres ini merupakan gelaran setiap tiga tahun sekali yang mempertemukan para pemuka agama dan tokoh politik dari seluruh dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom memulai perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada Senin (15/9/2025) dini hari. Jadwal penerbangan tertera berada di pukul 01.45 WIB.

Suasana di Terminal 3 Bandara Soetta sudah tampak ramai sejak Minggu (14/9). Mayoritas penumpang yang terlihat berada di terminal tersebut ialah jemaah yang akan pergi ke Makkah dan para warga negara China.

ADVERTISEMENT

Tepat pukul 01.45 WIB, pesawat Air China yang membawa jurnalis detikcom lalu lepas landas dari Bandara Soetta. Menembus keheningan malam, pesawat membawa ratusan penumpang ke Bandara Beijing dan dijadwalkan mendarat di pukul 10.00 WIB.

Suasana di Bandara Internasional Beijing (Yogi Ernes/detikcom)Suasana di Bandara Internasional Beijing (Yogi Ernes/detikcom)

Setelah menempuh perjalanan 8 jam 15 menit, pesawat tepat waktu tiba di Beijing International Airport pukul 10.00 waktu lokal atau pukul 09.00 WIB.

Pemeriksaan di Imigrasi China menjadi satu kewajiban yang harus dilakukan setelah mendarat di Negeri Tirai Bambu tersebut. Setelah proses imigrasi rampung, perjalanan dilanjutkan menuju Bandara Xian Xianyang, China. Rute penerbangan yang diambil ialah Jakarta-Beijing-Xian Xianyang-Astana.

Sebagai informasi, ada peraturan baru saat akan melewati imigrasi China untuk melakukan penerbangan domestik. Per Juni 2025, China melarang penumpang membawa power bank tanpa disertai sertifikat China Compulsory Certification (CCC) yang tertera pada power bank. Namun aturan itu tidak berlaku untuk penerbangan internasional di China dan hanya diterapkan pada penerbangan domestik.

Pesawat yang membawa jurnalis detikcom lalu tiba di Bandara Xian Xianyang pukul 16.00 waktu China. Ada dua jam perjalanan yang ditempuh dari Beijing.

Empat jam berselang, detikcom melanjutkan penerbangan dari Bandara Xian Xianyang ke menuju Astana, Kazakhstan. Penerbangan ini mulai lepas landas sekitar pukul 19.50 waktu China.

Suasana di Bandara Xianyang Xian (Yogi Ernes/detikcom)Suasana di Bandara Xianyang Xian (Yogi Ernes/detikcom)

Butuh lima jam untuk sampai di Bandara Internasional Nursultan Nazarbayev, Astana. Saat 30 menit pesawat mendarat, jam di gawai menunjukkan pukul 01.15 yang merujuk pada waktu di China. Setelah kami keluar pesawat, waktu di Astana menunjukkan pukul 22.15.

Setelah melewati pemeriksaan di border control, suhu 10 derajat Celsius di Astana langsung menyambut. Bukan dingin yang menusuk tulang, tapi suhu seperti ini jarang dirasakan di Jakarta.

Perjalanan menuju hotel menginap dilalui dengan lancar. Jalanan di Astana saat menjelang tengah malam sepi. Di trotoar jalan beberapa pejalan kaki menyusuri jalan.

Budaya tertib lalu lintas di kota ini juga tinggi. Sepanjang 30 menit perjalanan ke hotel dari bandara, tiap pengendara mematuhi aturan lampu lintas dan berkendara dengan kecepatan yang normal.

Total 16 jam perjalanan di udara dari Indonesia untuk bisa sampai di Astana, Kazakhstan, melalui rute penerbangan di China. Saat waktu di Astana menunjukkan pukul 23.30, waktu di Jakarta telah berganti hari ke Selasa (16/9), pukul 01.30 WIB.

VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions

Dalam gelaran kedelapannya tahun ini, sesi pleno Congress of Leaders of World and Traditional Religions mengusung tema Dialogue of Religions: Synergy for the Future. Tema ini dipilih untuk menjawab sejumlah masalah umat manusia yang terjadi belakangan ini, mulai ketegangan geopolitik, konflik bersenjata, perubahan iklim, pandemi, hingga perang dagang.

Tema besar itu lalu akan dibagi ke dalam empat sesi subtema kunci. Keempat sesi itu mulai The Role of Religion in Consolidating Humanity in the 21st Century, Religions as a Factor in Sustainble World Development, Spritual Values in the Age of Digital Reality and Artificial Intelligence, hingga Faith Against Extremism: The Peacebuilding Potential of Religions.

Kongres tahun ini juga akan menggelar sesi khusus dalam upaya perlindungan terhadap situs-situs keagamaan. Sesi ini bertujuan menyoroti pentingnya perlindungan tempat-tempat keagamaan dan memperkuat kerja sama serta komitmen negara, organisasi internasional dan keagamaan, serta lembaga masyarakat sipil dalam mengatasi masalah tersebut.

Sidang pleno VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions akan dipimpin oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Miguel Angel. Miguel juga tercatat sebagai Perwakilan Tinggi untuk Aliansi Peradaban PBB dan Utusan Khusus PBB untuk memerangi Islamofobia.

Sidang pleno juga akan dipimpin oleh Ketua Senat Parlemen Republik Kazakhstan Maulen Ashimbayev. Maulen juga tercatat sebagai Kepala Sekretariat Congress of Leaders of World and Traditional Religions.

Lihat juga Video 'Dua WN Kazakhstan Pengedar Sabu Jaringan Rusia Ditangkap BNNP Bali':

(ygs/azh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads