Tahun 2025 menjadi salah satu tahun dengan fenomena gerhana yang cukup padat. Sepanjang tahun ini, masyarakat bisa menyaksikan empat kali gerhana, yakni dua gerhana bulan total dan dua gerhana matahari sebagian.
Tiga di antaranya telah berlangsung. Lantas, kapan gerhana terakhir terjadi?
Menurut catatan NASA, ada empat kali fenomena gerhana di tahun 2025, yaitu dua gerhana bulan total dan dua gerhana matahari sebagian. Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut hanya satu fenomena yang bisa disaksikan dari Indonesia, yakni gerhana bulan total pada 7 September lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fenomena astronomi menarik yang bisa diamati sepanjang tahun 2025 di antaranya adalah parade planet, gerhana bulan total, hujan meteor, dan okultasi planet/bintang terang," tulis BRIN dalam keterangannya.
Gerhana Matahari Sebagian 21 September 2025
Fenomena gerhana terakhir di tahun ini adalah gerhana matahari sebagian yang berlangsung pada 21 September 2025. Proses gerhana akan dimulai pada pukul 17.29.31 UT, mencapai puncaknya pukul 19.41.43 UT, dan berakhir pada 21.53.33 UT.
Namun, gerhana matahari sebagian kali ini tidak bisa disaksikan dari Indonesia. Berdasarkan laporan NASA, jalur gerhana hanya melintasi wilayah Amerika Selatan, sebagian Afrika, dan Samudra Atlantik.
Beberapa negara yang berkesempatan menyaksikan fenomena ini antara lain Argentina, Brasil, dan Uruguay. Di Afrika, gerhana dapat diamati dari wilayah Namibia, Angola, hingga bagian selatan Kongo.
Mengapa Indonesia Tidak Bisa Menyaksikan?
Gerhana matahari terjadi ketika bulan berada di antara bumi dan matahari sehingga menutupi sebagian atau seluruh cahaya matahari. Hanya daerah yang berada di jalur bayangan bulan (umbra atau penumbra) yang dapat menyaksikan fenomena ini.
Berdasarkan peta gerhana yang dirilis situs astronomi Time and Date, jalur bayangan bulan pada September 2025 sama sekali tidak melewati Asia Tenggara. Kondisi inilah yang membuat masyarakat di Indonesia tidak dapat melihatnya secara langsung.
Simak Video 'Tambah Tahu: Rahasia Ilmiah di Balik Gerhana Blood Moon':
(wia/imk)