Fakta-fakta terkait kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang (kacab) salah satu bank di Jakarta, Ilham Pradipta (37), terkuak. Motif pembunuhan diduga bertujuan agar para pelaku bisa mencuri uang dari rekening dormant hingga adanya peran 2 tentara.
Dirangkum detikcom, Rabu (17/9/2025), polisi telah menangkap 15 orang tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta. Para tersangka kini sudah ditahan.
Para tersangka dihadirkan dalam konferensi pers di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (16/9). Para tersangka ditampilkan mengenakan baju tahanan berwarna oranye.
Salah satu tersangka, RS, diduga berperan menyediakan tim pemantau yang mengikuti Ilham dan menyediakan tim IT. Berikutnya, ada juga Dwi Hartono yang diduga punya peran aktor intelektual serta tim penculik.
Ada juga tersangka Ken, YJ, AA, Eras, AT, dan RAH. Mereka diduga punya peran dalam penculikan Ilham.
Salah satu tersangka, Eras, mengaku disuruh oleh seseorang berinisial F. Hal itu disampaikan Eras lewat pengacaranya, Adrianus Agau.
Menurut Adrianus, kliennya dihubungi oleh F pada 18 Agustus dan bertemu pada 19 Agustus. Dia mengatakan F saat itu menawarkan pekerjaan untuk menculik Ilham.
Terbaru, TNI membenarkan F yang disebut-sebut Eras merupakan anggota TNI. F awalnya diamankan dan diperiksa Polisi Militer terkait kasus ini.
Pada Jumat (12/9), F ditetapkan sebagai tersangka. F langsung ditahan.
Berikut ini fakta-fakta terkait pembunuhan kacab bank:
1. Motif: Pelaku Mau Curi Isi Rekening Dormant
Motif penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta terkuak. Penculikan itu diduga bertujuan agar para pelaku bisa mencuri uang dari rekening dormant.
"Motif para pelaku adalah para pelaku tersangka berencana melakukan pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang sudah dipersiapkan," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya.
Wira mengatakan tersangka C alias Ken memiliki beberapa rekening dormant. C diduga menghubungi tersangka pengusaha yang juga motivator Dwi Hartono (DH) untuk mengurus hal tersebut.
Tersangka C disebut sudah menyiapkan tim IT untuk melakukan pemindahan hal tersebut. Namun, menurut Wira, para tersangka masih membutuhkan persetujuan dari salah satu kepala cabang bank.
"Namun, untuk melaksanakan hal tersebut, diperlukan persetujuan atau otoritas kepala bank sehingga pelaku atas nama C alias K mengajak DH untuk mencari kepala cabang atau cabang pembantu yang bisa diajak bekerja sama dalam rangka pemindahan uang itu," ujarnya.
2. Awal Mula Otak Pelaku Rencanakan Culik Kacab Bank
Polisi mengungkap motif penculikan Ilham Pradipta karena adanya rencana pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan. Ternyata para pelaku sempat punya rencana membunuh Ilham.
Kombes Wira Satya Triputra menyebutkan awalnya pada 31 Juli 2025 C alias Ken bersama dengan pelaku Dwi Hartono dan AAM melalukan pertemuan. Sebab, C memiliki info terkait data rekening dormant yang ada di Bank BRI.
"Kemudian C alias K menyampaikan karena upaya-upaya sebelumnya untuk mendekati kepala cabang tidak pernah berhasil maka pekerjaan pergeseran dana tersebut akan berhasil apabila dilakukan dengan dua opsi atau dua metode," ujar Wira wartawan.
Opsi pertama adalah melakukan pemaksaan dengan kekerasan dan ancaman kekerasan, setelah itu korban akan dilepaskan.
"Kemudian, opsi kedua melakukan pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan dan apabila berhasil maka korban akan dihilangkan atau arti kata korban akan dibunuh," ujarnya.
Selanjutnya, pada 31 Juli ketiga tersangka itu kembali melakukan pertemuan untuk membahas apakah akan dilaksanakan opsi 1 atau 2.
"Kemudian pada 12 Agustus, C bersama dengan DH berkomunikasi melalui WhatsApp, dan di dalam komunikasi tersebut mereka memutuskan untuk memilih opsi 1," ujarnya.
(whn/whn)