10 Fakta Perkara Kacab Bank Dibunuh: Motif hingga Peran 2 Tentara

10 Fakta Perkara Kacab Bank Dibunuh: Motif hingga Peran 2 Tentara

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 17 Sep 2025 08:30 WIB
Konferensi pers kasus penculikan dan pembunuhan kacab bank (Wildan/detikcom)
Konferensi pers kasus penculikan dan pembunuhan kacab bank. (Wildan/detikcom)
Jakarta -

Fakta-fakta terkait kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang (kacab) salah satu bank di Jakarta, Ilham Pradipta (37), terkuak. Motif pembunuhan diduga bertujuan agar para pelaku bisa mencuri uang dari rekening dormant hingga adanya peran 2 tentara.

Dirangkum detikcom, Rabu (17/9/2025), polisi telah menangkap 15 orang tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta. Para tersangka kini sudah ditahan.

Para tersangka dihadirkan dalam konferensi pers di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (16/9). Para tersangka ditampilkan mengenakan baju tahanan berwarna oranye.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu tersangka, RS, diduga berperan menyediakan tim pemantau yang mengikuti Ilham dan menyediakan tim IT. Berikutnya, ada juga Dwi Hartono yang diduga punya peran aktor intelektual serta tim penculik.

Ada juga tersangka Ken, YJ, AA, Eras, AT, dan RAH. Mereka diduga punya peran dalam penculikan Ilham.

ADVERTISEMENT

Salah satu tersangka, Eras, mengaku disuruh oleh seseorang berinisial F. Hal itu disampaikan Eras lewat pengacaranya, Adrianus Agau.

Menurut Adrianus, kliennya dihubungi oleh F pada 18 Agustus dan bertemu pada 19 Agustus. Dia mengatakan F saat itu menawarkan pekerjaan untuk menculik Ilham.

Terbaru, TNI membenarkan F yang disebut-sebut Eras merupakan anggota TNI. F awalnya diamankan dan diperiksa Polisi Militer terkait kasus ini.

Pada Jumat (12/9), F ditetapkan sebagai tersangka. F langsung ditahan.

Berikut ini fakta-fakta terkait pembunuhan kacab bank:

1. Motif: Pelaku Mau Curi Isi Rekening Dormant

Motif penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta terkuak. Penculikan itu diduga bertujuan agar para pelaku bisa mencuri uang dari rekening dormant.

"Motif para pelaku adalah para pelaku tersangka berencana melakukan pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang sudah dipersiapkan," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya.

Wira mengatakan tersangka C alias Ken memiliki beberapa rekening dormant. C diduga menghubungi tersangka pengusaha yang juga motivator Dwi Hartono (DH) untuk mengurus hal tersebut.

Tersangka C disebut sudah menyiapkan tim IT untuk melakukan pemindahan hal tersebut. Namun, menurut Wira, para tersangka masih membutuhkan persetujuan dari salah satu kepala cabang bank.

"Namun, untuk melaksanakan hal tersebut, diperlukan persetujuan atau otoritas kepala bank sehingga pelaku atas nama C alias K mengajak DH untuk mencari kepala cabang atau cabang pembantu yang bisa diajak bekerja sama dalam rangka pemindahan uang itu," ujarnya.

2. Awal Mula Otak Pelaku Rencanakan Culik Kacab Bank

Polisi mengungkap motif penculikan Ilham Pradipta karena adanya rencana pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan. Ternyata para pelaku sempat punya rencana membunuh Ilham.

Kombes Wira Satya Triputra menyebutkan awalnya pada 31 Juli 2025 C alias Ken bersama dengan pelaku Dwi Hartono dan AAM melalukan pertemuan. Sebab, C memiliki info terkait data rekening dormant yang ada di Bank BRI.

"Kemudian C alias K menyampaikan karena upaya-upaya sebelumnya untuk mendekati kepala cabang tidak pernah berhasil maka pekerjaan pergeseran dana tersebut akan berhasil apabila dilakukan dengan dua opsi atau dua metode," ujar Wira wartawan.

Opsi pertama adalah melakukan pemaksaan dengan kekerasan dan ancaman kekerasan, setelah itu korban akan dilepaskan.

"Kemudian, opsi kedua melakukan pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan dan apabila berhasil maka korban akan dihilangkan atau arti kata korban akan dibunuh," ujarnya.

Selanjutnya, pada 31 Juli ketiga tersangka itu kembali melakukan pertemuan untuk membahas apakah akan dilaksanakan opsi 1 atau 2.

"Kemudian pada 12 Agustus, C bersama dengan DH berkomunikasi melalui WhatsApp, dan di dalam komunikasi tersebut mereka memutuskan untuk memilih opsi 1," ujarnya.

3. Hasil Visum Sementara Penyebab Kematian

Polda Metro Jaya mengungkap hasil visum sementara terkait penyebab kematian Ilham Pradipta. Ilham disebut meninggal karena benda tumpul pada leher.

"Kemudian, setelah dilakukan visum, kami sudah mendapatkan hasil sementara daripada visum et repertum, di mana korban meninggal diakibatkan karena kekerasan benda tumpul pada leher yang menekan jalannya napas dan pembuluh nadi besar sehingga menyebabkan mati lemas," kata Kombes Wira Satya.

Namun Wira memastikan hasil visum itu masih bersifat sementara. Polisi, kata dia, masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi atau tes untuk mendeteksi obat-obatan atau bahan kimia lainnya di dalam tubuh.

"Namun hasil tersebut belum final karena kami masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi," ucapnya.

4. Satu Tersangka Penculikan dan Pembunuhan Diburu

Polda Metro Jaya telah menangkap total 15 tersangka penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta. Namun polisi masih memburu satu tersangka lainnya berinisial EG.

"Dari kasus tersebut, masih ada satu orang yang belum tertangkap dan kami tetapkan sebagai DPO dengan inisial EG," kata Kombes Wira Satya.

Dengan begitu, total ada 16 tersangka dalam kasus ini. EG diketahui masuk dalam klaster membuntuti korban.

"Ini perannya adalah sebagai tim masuk dalam kategori klaster 4, yang di mana ikut membuntuti korban," ujarnya.

Kemudian, Wira juga sempat menunjukkan foto DPO tersebut kepada awak media.

"Ini adalah DPO-nya, mungkin silakan bisa nanti di-zoom, tersangka atas nama EG," katanya.

5. Ada 4 Klaster Tersangka Culik-Bunuh

Para tersangka itu dibagi dalam empat klaster berdasarkan perannya. Kombes Wira Satya Triputra mengatakan pihaknya melakukan penyelidikan dan menangkap 15 orang tersangka. Dia menyebut para tersangka itu bekerja dalam tim yang punya peran masing-masing.

"Dari 15 tersangka tersebut kami membagikan menjadi empat kategori klaster," ujar Wira.

Klaster Otak Penculikan

Klaster pertama adalah aktor intelektual atau otak dari penculikan dan pembunuhan Ilham. Berikut ini para tersangka dalam klaster ini:

1. C alias Ken berperan mengatur, menyiapkan rencana, dan menyiapkan tim IT untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan

2. Dwi Hartono (DH) berperan mencari tim penculik, menyiapkan tim untuk membuntuti korban, merencanakan penculikan, memberi uang Rp 60 juta kepada JP untuk operasionalisasi penculikan.

3. AAM berperan merencanakan penculikan korban dan menyiapkan tim mengikuti korban.

4. JP berperan mempersiapkan tim eksekutor bersama N, ikut membuang korban di Cikarang bersama N, mengkoordinir dan mengawasi jalannya pembuntutan sampai penculikan, memberi uang Rp 150 juta kepada N untuk operasional penculikan.

Klaster Eksekutor Penculikan

Ada lima orang yang masuk klaster ini. Berikut ini daftarnya:

1. E berperan memasukkan korban secara paksa ke mobil para penculik, melakukan penganiayaan, melilitkan lakban dan mengikat tangan korban. E menerima uang Rp 45 juta dari Kopda FH yang juga menjadi tersangka dan diusut Pomdam Jaya. Uang itu dibagi ke empat rekannya masing-masing Rp 8 juta.

2. REH berperan membantu E memegangi korban dari belakang

3. RS berperan membantu E memegangi korban dari sisi kanan

4. AT berperan membantu E memasukkan korban secara paksa ke dalam mobil Avanza putih yang digunakan penculik dan memegangi korban dari kiri

5. EWB yang berperan sebagai sopir mobil penculik.

Ada juga tersangka dari oknum TNI dalam klaster ini. Penanganan perkaranya oleh Pomdam Jaya.

Klaster Penganiayaan hingga Korban Tewas

Ada tiga orang yang terlibat di klaster ini, yakni:

1. JP yang juga merupakan salah satu otak perencana. JP ikut menganiaya dan membuang korban.

2. MU berperan sebagai driver di mobil Fortuner hitam yang menjadi lokasi penganiayaan dan dipakai membuang korban ke Bekasi

3. DS berperan sebagai driver di mobil Fortuner hitam yang menjadi lokasi penganiayaan dan dipakai membuang korban ke Bekasi

Ada juga tersangka dari oknum TNI dalam klaster ini. Penanganan perkaranya oleh Pomdam Jaya.

Klaster Pemantau Korban

Ada empat tersangka dalam klaster ini yang sudah ditangkap, yakni:

1. AW

2. EWH

3. RS

4. AS.

6. Runutan Penculikan hingga Korban Dibuang

Runutan kejadian penculikan Ilham Pradipta hingga akhirnya ditemukan tewas di Cikarang pun terungkap. Korban sempat mau dibawa ke safe house, tapi batal.

Kombes Wira Satya Triputra menyampaikan awalnya pelaku C alias Ken mengajak DH untuk mencari kacab bank yang bisa diajak bekerja sama dalam pemindahan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan.

Karena upaya sebelumnya pernah gagal, muncul dua opsi untuk melancarkan aksi ini. Opsi pertama adalah melakukan pemaksaan dengan kekerasan, lalu membebaskannya. Opsi kedua adalah melakukan pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, dan jika berhasil, korban akan dihilangkan atau dibunuh.

Pada 12 Agustus 2025, pelaku C bersama DH berkomunikasi lewat WA untuk memutuskan opsi pertama, yakni melakukan pemaksaan dengan kekerasan, lalu membebaskannya.

Kemudian, pada 16 Agustus, DH kembali melakukan pertemuan dengan pelaku JP untuk menanyakan ada tidaknya kelompok preman atau pihak dari sipil maupun aparat yang melancarkan aksi penculikan korban.

Keesokan harinya, JP bertemu pelaku N di kawasan Cibubur untuk menindaklanjuti permintaan DH. Pukul 20.00 WIB, DH mendatangi kediaman N untuk melakukan pertemuan dengan JP dan AAM.

Pada 18 Agustus, kembali dilakukan pertemuan antara pelaku DH, AAM, dan N untuk membahas penculikan. DH dan AAM bertugas menyiapkan tim yang akan mencari alamat serta mengikuti korban.

Kemudian, pelaku JP juga menyiapkan tim untuk membantu membuntuti korban bersama pelaku AW yang menyiapkan tim penculikan korban.

Pelaku F kemudian menunjukkan foto kepada tim yang melakukan penculikan dan mengantarkan kepada tim yang disiapkan pelaku JP.

Pada 21 Agustus korban berhasil diculik pelaku menggunakan mobil berwarna putih. Aksi penculikan itu yang terekam CCTV dan beredar di media sosial.

Korban kemudian diserahkan ke tim lain yang sudah menunggu. Korban dipindah ke mobil Fortuner hitam di kawasan Kemayoran, Jakpus, pukul 21.00 WIB. Dalam rencana pelaku, seharusnya ada tim penjemput korban untuk dibawa ke safe house. Tapi rencana ini gagal karena tim penjemput tidak kunjung datang.

"Dari pukul 21.00 WIB, setelah korban berada di penguasaan saudara JP, N, U, dan D untuk menunggu tim penjemput yang dipersiapkan C alias K yang rencananya dibawa ke safe house yang telah disiapkan," tutur Wira.

"Karena tim penjemput tidak kunjung datang, sedangkan pada saat itu korban kondisi sudah dalam keadaan lemas. Akhirnya korban dibuang di daerah Serang Baru Cikarang dalam keadaan kondisi kaki maupun tangan masih terikat dan mulut dalam kondisi terlakban," jelasnya.

Korban kemudian ditemukan tewas pada 21 Agustus pukul 05.30 WIB. Polsek Cikarang kemudian langsung melakukan olah TKP.

7. Dalang Penculikan Dapat Info Duit di Rekening Dormant

Polisi menyebut penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta terjadi karena para tersangka ingin mencuri uang dari rekening dormant atau rekening tak aktif. Lalu, dari mana tersangka mengetahui isi di rekening dormant itu?

"Terkait dengan rekening dormant, ini hasil pemeriksaan Saudara C alias K itu mendapatkan informasi dari temannya dengan inisial S," kata Kombes Wira Satya Triputra.

Sebagai informasi, tersangka C merupakan dalang atau otak di balik penculikan Ilham. Tersangka C juga disebut menyiapkan tim IT hingga rekening penampungan untuk menampung duit dari rekening dormant yang hendak dicuri. C diduga menyusun rencana untuk menculik kacab bank karena membutuhkan otoritas dari kacab bank untuk melancarkan aksinya.

Kembali soal S, Wira mengatakan pihaknya masih mendalami soal sosok tersebut. Dia mengatakan C belum terbuka soal sosok S.

"Ini masih kita dalami dan kita lakukan pengejaran karena masih, apa namanya, identitasnya ini masih belum jelas yang disampaikan," ujarnya.

8. Korban Dianiaya dalam Mobil Sebelum Dibuang

lham Pradipta ternyata dianiaya di dalam mobil setelah diculik. Ilham sempat dipindahkan dari mobil Avanza ke mobil Fortuner hingga kemudian dibuang di Bekasi, Jawa Barat.

Kombes Wira Satya Triputra menjelaskan pelaku penganiayaan Ilham ada tiga tersangka, yakni JP, MU, dan DS. Menurut dia, JP menjadi otak perencana dalam kasus penculikan dan pembunuhan Ilham.

"JP ini juga berada dalam mobil Fortuner warna hitam, yang mana korban ketika setelah diculik itu dipindahkan dari Avanza putih ke Fortuner hitam," kata Kombes Wira.

"Adapun peran JP adalah menginjak kaki korban pada saat mobil Fortuner dan membuang korban," tambahnya.

Sementara itu, tersangka MU dan DS adalah sopir mobil Fortuner yang dipakai untuk membuang korban ke Bekasi. Menurut dia, MU dan DS secara bergantian mengemudikan Fortuner tersebut.

Sementara itu, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim menyebutkan bahwa Ilham juga dianiaya ketika diculik dan dibawa ke dalam mobil Avanza. Ilham, kata dia, diikat tangannya dan matanya dilakban oleh para tersangka.

"Pada saat di Avanza terjadi pemukulan oleh tim penculik, pada saat dilakban dan diikat si korban melakukan perlawanan. Sehingga tim penculik ini melakukan pemukulan. Sehingga dia lemas, sehingga bisa dilakukan mengingat tangannya dan melakban matanya," ujar Rohim.

Kemudian korban Ilham dipindahkan ke mobil Fortuner. Di dalam mobil Fortuner, Ilham kembali dipukuli oleh para pelaku karena terus memberontak.

"Sehingga korban ini terus dipukuli hingga lemas dan tak berdaya lagi, kemudian dibuang," imbuhnya.

9. Dua Prajurit TNI Terlibat dari Satuan Kopassus

TNI mengungkap ada dua prajurit TNI AD, yakni Kopda FH dan Serka N, yang terlibat kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta. Keduanya berasal dari satuan Kopassus.

"Mereka berasal dari Detasemen Markas Kopassus," kata Danpomdam Jaya Kolonel CPM Donny Agus.

Donny mengatakan keduanya dalam status dicari satuannya lantaran tidak ada kabar saat pembunuhan terjadi. Saat ini keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

"Serka N dan Kopda F dalam status sedang dicari karena tidak hadir tanpa izin," imbuhnya.

10. Peran 2 Anggota Kopassus Tersangka Penculikan-Pembunuhan

Peran Serka N

Serka N diduga menjadi perantara antara tersangka JP, yang menjadi bagian klaster otak penculikan, dengan Kopda FH. Serka N disebut menawarkan 'pekerjaan' kepada Kopda FH dengan imbalan sejumlah uang.

Serka N juga disebut berperan memastikan lagi keikutsertaan Kopda F dalam aksi penculikan Ilham. Selain itu, N disebut berperan memegangi korban dan menahannya agak tidak memberontak saat telah diculik.

Serka N juga disebut mengambil alih kemudi mobil Fortuner yang di dalamnya terdapat korban. Mereka bergerak ke area persawahan di Bekasi, Jawa Barat. Di sanalah, N dan tersangka JP membuang korban yang sudah dalam kondisi lemas pada Rabu (20/8).

Peran Kopda FH

Kolonel Donny juga menguraikan peran Kopda FH dalam rangkaian kasus ini. Dia mengatakan Kopda FH menerima Rp 95 juta untuk operasional penculikan.

Kopda FH juga mencarikan tim untuk menculik Ilham. FH disebut memberitahu lima orang penculik tentang keberadaan Ilham pada Rabu (20/8).

Setelah Ilham dibawa masuk ke mobil penculik, FH kemudian menghubungi tersangka otak penculikan, JP. Mereka kemudian bertemu dan korban diserahkan ke JP.

Kopda FH Terima Rp 95 Juta untuk Operasional Tim Penculik

Pada Rabu (20/8), Serka N bertemu dengan JP di salah satu bank swasta untuk pemberian uang penculikan. Uang itu kemudian diserahkan ke Kopda F.

"Serka N bertemu JP di salah satu bank swasta di Jaktim untuk penyerahan uang senilai Rp 95 juta yang akan digunakan untuk kegiatan tersebut. Setelah diterima oleh Serka N, uang itu dibawa dan diberikan kepada Kopda F di sebuah kafe di wilayah Rawamangun," kata dia.

Setelah menerima uang, Kopda F menghubungi EW untuk bertemu di sebuah kafe. EW datang bersama 4 orang lain berinisial AT, JR, RA, dan EW dengan menggunakan mobil Avanza putih.

Pukul 13.45 WIB, JP memberi info kepada Kopda F bahwa korban berada di sebuah perbelanjaan di Pasar Rebo, Jaktim. Kopda F bersama EW dan 4 rekannya bergerak ke lokasi korban menggunakan 2 mobil berbeda.

"EW memarkirkan kendaraan di samping kendaraan korban. Sekitar pukul 16.30 WIB, saat korban datang, Saudara EW dan A langsung memasukkan korban ke mobil Avanza putih," katanya.

Simak Video 'Kacab Bank yang Diculik-Dibunuh Sempat Disiksa Karena Melawan':
Halaman 2 dari 5
(whn/whn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads