Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol menegaskan bahwa masa depan pesisir dan laut Indonesia hanya bisa diselamatkan jika negara mampu mengelola keterhubungan antara iklim, alam, dan energi. Keterhubungan ketiga aspek itu merupakan penopang utama ekonomi biru yang berkelanjutan.
"Trinitas iklim, alam, dan energi ini saling terhubung. Keberhasilan di satu aspek akan menciptakan keberhasilan di aspek lainnya," kata Hanif di acara PEMSEA Network of Local Governments (PNLG) 2025 di Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa (16/9/2025).
Hanif pun menyebutkan laut bukan sekadar sumber daya ekonomi, melainkan modal alam yang berharga. Karena itu, konsep ekonomi biru harus dijalankan dengan menyeimbangkan potensi ekonomi dan perlindungan ekosistem.
"Laut adalah sekutu terbesar kita dalam melawan perubahan iklim, tapi sekaligus korban paling rentan. Laut menyerap panas dan karbon dioksida, tapi kini menghadapi pemanasan, pengasaman, dan kenaikan muka air laut," ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya memulihkan ekosistem karbon biru, seperti mangrove, lamun, dan rawa pasang surut yang terbukti efektif menyerap karbon sekaligus melindungi garis pantai. Indonesia, dengan hutan mangrove terbesar di dunia, disebut memiliki tanggung jawab global untuk menjaga ekosistem tersebut.
Di sisi lain, ia mengatakan Indonesia menempati posisi kedua dunia setelah Brasil dalam hal keanekaragaman hayati. Data indeks biodiversitas nasional bahkan mencapai angka 418,78, yang menunjukkan tingginya kekayaan ekosistem di tanah air.
"Indonesia memiliki biodiversitas terbesar nomor dua di dunia setelah Brazil. Kita punya indeks biodiversitas 418,78, ini sangat tinggi sekali," ungkapnya.
Ia menjelaskan, dari 31 tipe ekosistem yang ada di dunia, 22 di antaranya terdapat di Indonesia. Dari jumlah itu, ada delapan ekosistem yang dinilai paling penting, termasuk ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang, dan padang lamun.
"Keberhasilan di iklim akan menopang alam, keberhasilan di alam mendukung energi, dan sebaliknya. Inilah trinitas yang harus kita jaga bersama," ujarnya.
Indonesia, lanjut Hanif, sudah memperluas kawasan konservasi laut, mendorong perikanan berkelanjutan, hingga melakukan rehabilitasi ekosistem skala besar seperti penanaman mangrove, restorasi terumbu karang, dan penebaran ikan di wilayah pesisir.
Hanif menegaskan, upaya penyelamatan laut tidak bisa dilakukan sendiri. Forum PNLG diharapkan menjadi wadah kolaborasi pemerintah daerah, pusat, masyarakat, hingga sektor swasta dalam mempercepat transisi menuju ekonomi biru yang berkelanjutan dan inklusif.
"Mari kita gunakan forum ini untuk berbagi ide-ide berani dan praktik terbaik yang transformatif, menjalin kemitraan yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, serta masyarakat," imbuhnya.
Simak juga Video 'Prakiraan Cuaca 14 September: Waspada Hujan Sangat Lebat di Daerah Ini':
(bel/azh)