Jenazah Mahasiswa Pendamping Pejabat di Wina Tiba di RI 4 September

Dwi Rahmawati - detikNews
Senin, 15 Sep 2025 21:19 WIB
Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Arrmanatha Nasir (tangkapan layar)
Jakarta -

Wamenlu Arrmanatha Nasir mengatakan mahasiswa RI yang tutup usia saat mendampingi pejabat di Austria telah pulang ke Tanah Air pada 4 September 2025. Ia mengatakan peristiwa yang melibatkan mahasiswa RI bernama Muhammad Athaya Helmi Nasution (18) itu telah selesai.

"Itu kalau nggak salah, sudah selesai ya, kasusnya ya. Jadi memang itu kan mahasiswa yang sekolah di Belanda tapi almarhum membantu PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) yang ada di Wina. Nah dalam hal ini itu kegiatan yang langsung dilakukan Antara PPI Belanda dan PPI Wina," kata Arrmanatha di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025).

Arrmanatha mengatakan KBRI Wina dan Belanda telah memberikan bantuan yang dibutuhkan. Disebut jenazah mahasiswa RI itu telah tiba ke Tanah Air pada 4 September 2025.

"Nah, tentu KBRI Wina dan KBRI Belanda setelah mengetahui ada kejadian ini telah membantu menawarkan apapun yang bisa dibantu dibantu oleh KBRI Wina maupun KBRI Belanda. KBRI Belanda, sudah berhubungan langsung dengan PPI Belanda. Jenazah Sudah kembali ke Indonesia tanggal 4 September," sambungnya.

Sebelumnya kabar duka datang dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda. Mereka mengabarkan mahasiswa asal Indonesia meninggal saat bertugas mendampingi kunjungan kerja sejumlah pejabat Indonesia di Wina, Austria.

"Turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya salah satu anggota kami, Muhammad Athaya Helmi Nasution yang merupakan anggota PPI Groningen dalam rangka mendampingi sebuah kunjungan tertutup yang melibatkan pejabat publik (DPR, OJK, dan Bank Indonesia), pada tanggal 25-27 Agustus 2025 di Wina, Austria," bunyi keterangan di akun Instagram PPI Belanda seperti dilihat, Selasa (9/9) lalu.

PPI Belanda menuliskan Athaya meninggal akibat mengalami heatstroke atau sengatan panas yang berujung pada stroke. PPI Belanda juga menulis, sebelum meninggal, Athaya telah melakukan tugas pendampingan sebagai pemandu sejak pagi hingga malam.

PPI Belanda mengecam tindakan abai dari pihak event organizer (EO) dan kordinator liaison officer (LO) yang mengatur kunjungan kerja pejabat RI di Wina. Mereka mengatakan, setelah Athaya meninggal, acara kunjungan kerja tersebut tetap digelar normal.

"Alih-alih mengunjungi tempat penginapan saat almarhum menghembuskan napas terakhir, acara kunjungan kerja terus bergulir di mana pihak EO justru terus sibuk mengurus persiapan acara makan-makan bersama pejabat publik di restoran," tulis PPI Belanda.

"Pihak keluarga juga menyampaikan adanya indikasi penutupan keterangan kegiatan apa dan siapa yang dipandu almarhum di Wina dari pihak EO," sambung PPI Belanda.

Lihat juga Video Kemlu soal Mahasiswa RI Meninggal saat Dampingi Pejabat ke Austria




(dwr/maa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork