Kemlu Ungkap Penyebab Kematian Mahasiswa RI Saat Dampingi Pejabat di Austria

Kemlu Ungkap Penyebab Kematian Mahasiswa RI Saat Dampingi Pejabat di Austria

Yogi Ernes - detikNews
Selasa, 09 Sep 2025 08:08 WIB
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha (Rumondang/detikcom)
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Yudha Nugraha (Rumondang/detikcom)
Jakarta -

Mahasiswa Indonesia bernama Muhammad Athaya Helmi Nasution (18) meninggal dunia saat bertugas sebagai pendamping bagi pejabat asal Indonesia yang sedang kunjungan kerja di Wina, Austria. Penyebab kematian korban pun kini terungkap berdasarkan hasil autopsi yang telah dilakukan.

"KBRI Wina telah melakukan koordinasi dengan otoritas setempat dan diperoleh informasi bahwa berdasarkan hasil otopsi, almarhum meninggal karena dugaan kejang (suspected seizure)," kata Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Yudha Nugraha, saat dihubungi, Selasa (9/9/2025).

Athaya merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Belanda. Dia tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Hanze, Groningen, Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yudha mengatakan Athaya meninggal di Wina, Austria, pada 27 Agustus 2025. Jasad korban saat ini telah dipulangkan ke Indonesia.

"KBRI Wina juga telah memberikan bantuan kekonsuleran berupa pengurusan dokumen, koordinasi dengan otoritas setempat dan sekaligus pemulasaraan jenazah bersama dengan Komunitas Islam Indonesia di Wina. Sesuai permintaan keluarga, jenazah Almarhum telah dipulangkan ke Tanah Air pada tanggal 4 September 2025," terang Yudha.

ADVERTISEMENT

Menurut Yudha, Athaya terlibat dalam tugas pendampingan delegasi Indonesia yang sedang melakukan rangkaian pertemuan dengan otoritas Austria. Pihak event organizer (EO) yang mengatur kunjungan tersebut hingga melibatkan mahasiswa Indonesia di luar negeri merupakan EO dari Indonesia.

"Yang bersangkutan sedang bertugas mendampingi Delegasi RI dalam rangkaian pertemuan dengan otoritas Austria. Sedangkan penugasan panitia yang berasal dari kalangan mahasiswa, keseluruhannya dikelola langsung oleh pihak EO dari Indonesia," terang Yudha.

PPI Belanda Buka Suara

Informasi meninggalnya Athaya juga telah disampaikan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda. PPI Belanda menyebut Athaya meninggal saat bertugas mendampingi pejabat Indonesia yang sedang melakukan kunjungan kerja di Austria.

"Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya salah satu anggota kami, Muhammad Athaya Helmi Nasution yang merupakan anggota PPI Groningen dalam rangka mendampingi sebuah kunjungan tertutup yang melibatkan pejabat publik (DPR, OJK, dan Bank Indonesia), pada tanggal 25-27 Agustus 2025 di Wina, Austria," bunyi keterangan di akun Instagram PPI Belanda seperti dilihat, Selasa (9/9/2025).

PPI Belanda menuliskan Athaya meninggal akibat mengalami heatstroke atau sengatan panas yang berujung pada stroke. PPI Belanda juga menulis, sebelum meninggal, Athaya telah melakukan tugas pendampingan sebagai pemandu sejak pagi hingga malam.

PPI Belanda juga mengecam tindakan abai dari pihak event organizer (EO) dan koordinator liaison officer (LO) yang mengatur kunjungan kerja pejabat RI di Wina. PPI Belanda menuliskan, setelah Athaya meninggal, acara kunjungan kerja tersebut tetap digelar normal.

"Alih-alih mengunjungi tempat penginapan saat almarhum menghembuskan napas terakhir, acara kunjungan kerja terus bergulir di mana pihak EO justru terus sibuk mengurus persiapan acara makan-makan bersama pejabat publik di restoran," tulis PPI Belanda.

"Pihak keluarga juga menyampaikan adanya indikasi penutupan keterangan kegiatan apa dan siapa yang dipandu almarhum di Wina dari pihak EO," sambung PPI Belanda.

Tonton juga video "Kemlu soal Mahasiswa RI Meninggal saat Dampingi Pejabat ke Austria" di sini:

Halaman 2 dari 2
(ygs/azh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads