Ketua MUI Ingatkan Menkeu Purbaya Jaga Lisan: Jangan Arogan

Taufiq Syarifudin - detikNews
Rabu, 10 Sep 2025 15:54 WIB
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis (Taufiq/detikcom)
Jakarta -

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis mengingatkan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk menjaga lisan saat berkomunikasi dengan masyarakat. Dia pun meminta Purbaya tidak arogan dan terkesan sombong.

Cholil mengaku sudah banyak menyaksikan pejabat publik yang kurang bijak dalam berbicara kepada masyarakat. Menurutnya, Purbaya juga kurang arif saat menyampaikan alasan.

"Saya berharap kepada menteri-menteri, khususnya menteri baru ini, seperti Menteri Keuangan, sudah minta maaf, tolong berikutnya dijaga. Karena apa? Masyarakat ini cara menerimanya beda-beda, sehingga komunikasinya jangan terkesan arogan, terkesan mampu sendiri, cukup dari kebijakannya dirasakan oleh kita," kata Cholil Nafis kepada wartawan seusai hadiri wisuda UAG di Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).

Cholil meminta Purbaya sadar diri bahwa menjadi pejabat publik dengan bukan pejabat publik sangat berbeda. Menjadi pejabat publik, menurutnya, akan mendapat banyak sorotan.

"Mungkin, ketika tidak menjadi pejabat dulu, Menteri Keuangan ketika Ketua LPS tidak begitu banyak disorot orang, ngomong apa saja mungkin tidak begitu banyak respons masyarakat," jelas dia.

"Tapi ketika jadi Menteri Keuangan, orang bisa menyoroti dan orang menanggapi, demikian juga kita, yang dari artis, dari masyarakat umum mungkin yang gaya koboi dan seterusnya, ketika belum menjabat apa-apa sebagai masyarakat biasa, mungkin bebas-bebas saja," sambung dia.

Cholil berpendapat, ketika seseorang menjadi pejabat publik, berarti sudah milik rakyat. Artinya, siapa pun bisa mengkritik.

"Tolong, ketika jadi pejabat, dia sudah menjadi milik publik dan publik berhak menyoroti, publik juga berhak untuk menanggapi itu," tegasnya.

Sebelumnya, pernyataan Menkeu Purbaya, yang baru dilantik, viral setelah menyebut tuntutan 17+8 merupakan suara sebagian kecil rakyat. Purbaya memberi penjelasan soal ucapannya itu.

"Bukan sebagian kecil. Maksudnya begini, ketika ekonomi agak tertekan, banyak kan masyarakat yang merasa susah, bukan sebagian kecil ya. Mungkin sebagian besar kalau sudah sampai turun ke jalan," kata Purbaya di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9).

Purbaya meminta maaf atas ucapannya. Dia berjanji pemerintah akan memulihkan kondisi ekonomi, salah satunya memperbanyak lapangan kerja.

"Jadi kuncinya di situ. Berapa cepat kita bisa memulihkan ekonomi sehingga lapangan kerja ada banyak. Itu yang kita kejar nanti ke depan. Jadi itu maksudnya saya kemarin. Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf," ujarnya.

Purbaya mengaku kaget pernyataannya viral. Dia menjadikan hal itu pembelajaran.

"Kaget juga. Tapi kan ini proses edukasi ke publik. Ya nggak apa-apa. Saya juga sama. Kalau saya salah, saya perbaiki. Tapi yang jelas maksud saya seperti itu. Bukan bilang, 'oh biar aja atau itu yang susah aja'. Nggak," ujarnya.




(dek/dek)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork