AHY Ingatkan Dampak Negatif AI: Kita Sering Bingung Fakta atau Hoax

AHY Ingatkan Dampak Negatif AI: Kita Sering Bingung Fakta atau Hoax

Taufiq Syarifudin - detikNews
Rabu, 10 Sep 2025 13:36 WIB
Menko AHY menghadiri wisuda Universitas Ary Ginanjar (UAG)
Menko AHY menghadiri wisuda Universitas Ary Ginanjar (UAG) (Foto: Taufiq Syarifudin/detikcom)
Jakarta -

Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan dampak positif dan negatif dari artificial intelligence (AI). AHY meminta masyarakat bijak dalam menyikapi informasi.

Hal itu disampaikan AHY dalam acara Wisuda Ke-9 dan Welcoming Reception Ke-13 Universitas Ary Ginanjar (UAG) dan ESQ Business School. Hadir dalam acara itu Menteri Koperasi Ferry Juliantono, Ketua MUI Cholil Nafis, hingga Tim Formatur Sekolah Rakyat Muhammad Nuh.

Dalam kesempatan itu AHY memberikan pidato di hadapan para wisudawan dan mahasiswa baru UAG. Dia membahas bagaimana saat AI dapat menjadi pisau bermata dua di masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AHY lebih dulu menjelaskan, di dunia yang serba modern ini, ruang digital yang begitu luas. Risikonya masyarakat dapat terjebak dalam disinformasi atau misinformasi karena keterlibatan AI.

ADVERTISEMENT

"Kita sering bingung ini benar atau salah, ini fakta atau hoax atau fake news. Ini sesuatu yang benar-benar terjadi atau sebuah rekayasa. Banyak yang telah menjadi korban, pembunuhan karakter akibat luasnya ruang digital ini yang sudah diracuni dengan teknologi yang juga seringkali membawa nilai-nilai yang negatif," kata AHY dalam pidatonya di Menara 165, Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).

AHY mengungkap hal tersebut berbahaya. Menurutnya, fenomena ini jadi paradoks pada abad ke-21.

"Ini sebetulnya bukan hanya mengganggu, tapi berbahaya. Dan negara, bangsa-bangsa sedunia juga sedang kebingungan bagaimana kita menavigasi dunia baru abad 21 ini, artificial intelligence. Lengkap dengan segala dampaknya, banyak dampak positif membuat kita semakin cepat mendapatkan informasi, lebih efisien, lebih produktif," sambung dia.

Dia pun mewanti-wanti, penggunaan teknologi itu memungkinkan masyarakat menjadi korban. Sehingga penanaman prinsip dalam diri sangat penting agar tidak terpengaruh oleh dampak buruknya.

"Kita bisa menjadi korban dari teknologi itu sendiri. Kita bisa menjadi budak dari teknologi itu sendiri. Dalam situasi yang dinamis, penuh dengan ketidakpastian, maka dibutuhkan nilai, dibutuhkan prinsip," tegasnya.

Sementara itu, Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono mengungkap peran AI yang digunakan untuk membantu hal-hal praktis. Misalnya dia menyebut Koperasi Desa Merah Putih memanfaatkan AI untuk membantu operasional.

"Penggunaan AI untuk talenta itu relatif punya presisi yang lebih pas, lebih cepat, lebih murah. Pengurus Koperasi Desa itu begitu dianalisa pakai AI, mana yang cocok untuk keuangan, mana yang cocok untuk berdagang, mengurus ini, mengurus itu," jelas Ferry.

Dia menambahkan penggunaan AI membantu pihaknya untuk menempatkan orang-orang di Kopdes Merah Putih. Selain itu biaya penggunaan AI juga murah.

"Itu relatif lebih murah dan lebih presisi meskipun nanti perlu ada pengkajian yang lebih dalam tapi untuk yang mendasar ini sudah cukup untuk menjadi bahan database yang memadai," sambungnya.

Selanjutnya Founder Universitas Ary Ginanjar and ESQ Corp mengatakan, kampusnya menanamkan tiga kecerdasan, intelektual, emosi, dan spiritual. Dia berharap, kampusnya dapat menjadi kawah candradimuka menuju Indonesia Emas 2045.

"Kampus ini menjunjung tinggi pembentukan moral dan karakter anak-anak bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Bahkan, soft skill menjadi inti pembelajarannya, sehingga kampus ini dikenal sebagai University of Life," kata Ary.

Ary menegaskan bahwa UAG University dan ESQ Business School memiliki visi untuk mencetak generasi pemimpin masa depan yang berkarakter.

"Visi kami adalah menjadikan Universitas Ary Ginanjar sebagai perguruan tinggi berbasis karakter yang menjadi pusat keunggulan menuju Indonesia Emas 2045," sambungnya.

Tonton juga video "AHY Menghadap Prabowo di Istana, Bahas Tanggul Laut Pantura Jawa" di sini:

Halaman 2 dari 2
(lir/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads