Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, termasuk salah satunya Abdul Kadir Karding. Reshuffle terhadap Karding dinilai sebagai efek domino menyusul isu yang ramai di publik dirinya bermain domino bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan sosok yang pernah beperkara pembalakan liar, yakni Azis Wellang.
Seperti diketahui, mantan Menteri P2MI Karding memang sempat ramai disorot publik karena bermain domino dengan Raja Juli Antoni dan Azis Wellang pada Senin (1/9) yang lalu. Meskipun sudah diklarifikasi Karding, tapi Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai pergantian Karding berkaitan dengan persoalan tersebut.
"Ya harus diakui reshuffle kali ini adalah efek domino dari desakan publik dan kebutuhan untuk melakukan perbaikan kinerja menteri," kata Adi saat dihubungi, Senin (8/9/2025).
Adi Prayitno lantas membahas secara khusus persoalan Abdul Kadir Karding. Selain polemik bermain domino bersama Azis Wellang, Karding, menurutnya, juga kerap mengeluarkan pernyataan yang ramai disorot publik seperti kabu aja dulu.
"Efek domino dari desakan publik misalnya, kalau kita melihat Karding kan pasti yang teranyar itu ada foto yang beredar main domino dengan pihak tertentu yang misalnya pernah punya kasus tertentu, misal. Sebelumnya Karding juga mengeluarkan statement yang cukup ramai yaitu soal kerja ke luar negeri, kabur aja dulu, adalah upaya untuk mengurangi pengangguran, itu kan juga kisruh, dari situ muncul efek domino desakan-desakan untuk diganti," ucap dia.
Selain itu, Adi menyinggung mantan menteri lainnya seperti Budi Arie Setiadi dan Dito Ariotedjo. Ia menilai keduanya juga diganti Prabowo karena ada efek domino dari desakan publik dan upaya bersih-bersih pemerintahan Prabowo.
"Budi Arie sebenarnya sejak lama, desakan untuk diganti itu terjadi ketika dikaitkan dengan kasus tertentu, jadi untuk mengesankan pemerintah kali ini adalah pemerintah yang bersih maka kalau ada para pembantunya yang dinilai dikaitkan dengan kasus tertentu maka harus diganti, kan itu yang terjadi pada Budi Arie," jelas dia.
"Kalau Dito Ariotedjo kan dikaitkan dengan prestasi pemuda kita yang tidak sesuai ekspektasi, tidak ada kemajuan-kemajuan signifikan," lanjutnya.
(maa/tor)