Sosok 'Profesor R' Bikin Tutorial Molotov di Grup WA Aksi Ricuh

Sosok 'Profesor R' Bikin Tutorial Molotov di Grup WA Aksi Ricuh

Kurniawan Fadilah - detikNews
Rabu, 03 Sep 2025 10:36 WIB
Polda Metro Jaya membeberkan sejumlah barang bukti terkait penangkapan Direktur Lokataru Delpedro Marhaen. (Kurniawan F/detikcom)
Barang bukti molotov terkait aksi kericuhan di Jakarta. (Kurniawan F/detikcom)
Jakarta -

Polda Metro Jaya mengungkap sosok tersangka RAP atau 'Profesor R' di kasus aksi ricuh yang terjadi di Jakarta akhir Agustus 2025. Si 'Profesor R' ini berperan membuat sebuah tutorial bom molotov untuk menyerang petugas di lapangan.

Hal itu diungkap oleh Kanit 2 Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Gilang Prasetya dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/9/2025) malam.

"Kami sudah melakukan penangkapan terhadap pelaku yang melakukan tutorial dan dari hasil analisis digital forensic, kami menemukan bahwa yang bersangkutan juga sebagai koordinator untuk menempatkan titik-titik di mana bom molotov bisa diambil," kata Gilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumpa Pers Polda Metro Jaya tekait kasus Direktur LokataruJumpa Pers Polda Metro Jaya tekait kasus Direktur Lokataru. (Kurniawan Fadilah/detikcom)

Sosok 'Profesor R' ini juga menjadi koordinator yang menempatkan bom molotov di sejumlah titik.

ADVERTISEMENT

"Jadi yang bersangkutan dijuluki 'Profesor R' yang bersangkutan melakukan koordinatif antara logistik-logistik yang berkaitan dengan alat-alat ataupun bahan-bahan molotov," jelasnya.

Tutorial pembuatan molotov ini baru terungkap dari beberapa grup WhatsApp. Sementara polisi mensinyalir ada ribuan grup WhatsApp serupa yang saat ini masih dalam penyelidikan lebih mendalam oleh pihak kepolisian.

"Ini baru beberapa, masih banyak ribuan grup WA ataupun chat di dalamnya yang masih kami lakukan analisis secara forensik," imbuhnya.

Tonton juga video "3 Pemuda Diciduk Bawa Molotov Sebelum Demo di DPRD Lampung" di sini:


Tutorial Bikin Molotov

Polisi mengungkapkan grup WhatsApp tersebut tidak hanya berisi ajakan atau hasutan untuk menimbulkan kericuhan di Jakarta, tapi juga berisi tutorial atau cara-cara membuat molotov.

"Selanjutnya, dari ajakan tersebut, kami melihat bahwa ada beberapa grup WAG yang di dalamnya memberikan tutorial, tutorial bagaimana melakukan pembuatan bom molotov," jelas Kanit 2 Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Gilang Prasetya, dikutip Rabu (3/9).

Kompol Gilang menambahkan tutotial pembuatan bom molotov tersebut lengkap disertai bahan-bahan serta komposisinya.

"Hal itu di-share dan ada komposisinya, ada jenis-jenis barangnya, saat ini kami masih melakukan pendalaman," imbuhnya.

Grup tersebut juga berisi video yang memuat hasutan kepada anak-anak untuk ikut serta dalam aksi anarkis tersebut untuk menyerang petugas.

Polda Metro Jaya tampilkan akun-akun media sosial diduga hasut aksi anarkisPolda Metro Jaya tampilkan akun-akun media sosial diduga hasut aksi anarkis. (Kurniawan Fadilah/detikcom)

"Ada akun-akun yang mencoba memberikan semangat bahwa anak-anak ini boleh datang ke lapangan, boleh melakukan aksi dan akan dilindungi. Makanya akan bersama-sama bersama akun ini untuk bisa melawan petugas sebagaimana caption yang sudah dikolaborasi," jelasnya.

Saat ini Polda Metro Jaya telah menetapkan lima orang tersangka terkait penghasutan tersebut, termasuk di dalamnya adalah Direktur Lokataru Foundation Delpedro Marhaen Rismansyah dan tersangka RAP atau Profesor R.

Polda Metro Jaya telah mengamankan lebih dari 1.000 orang terkait kericuhan yang terjadi di beberapa tempat. Sekitar 300-an di antaranya adalah anak-anak.

Aksi ricuh tersebut berujung pada pembakaran sejumlah fasilitas umum, seperti halte TransJakarta, gerbang tol, hingga kantor-kantor polisi.

Halaman 2 dari 2
(mea/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads