Wamensos: Bantuan Sosial Itu Sementara, Berdaya Selamanya

Wamensos: Bantuan Sosial Itu Sementara, Berdaya Selamanya

Risma Elsa - detikNews
Minggu, 31 Agu 2025 18:53 WIB
Kementerian Sosial (Kemensos) terus menggeser fokus dari perlindungan sosial menuju pemberdayaan dengan membangun Kampung Berdaya di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Banyumas.
Foto: Kemensos
Jakarta -

Kementerian Sosial (Kemensos) terus menggeser fokus dari perlindungan sosial menuju pemberdayaan dengan membangun Kampung Berdaya di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Banyumas. Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengatakan bantuan sosial bersifat sementara, sedangkan pemberdayaan memberi dampak jangka panjang.

"Di Kemensos itu ada konsep baru, bantuan sosial itu sementara, berdaya itu selamanya. Sekarang, Kemensos membangun kampung-kampung pemberdayaan, salah satunya di Desa Kalisalak ini," ujar Agus Jabo dalam keterangannya, Minggu (31/8/2025).

Tak hanya itu, Agus Jabo juga menyapa dan berbincang dengan 20 KPM yang tergabung dalam satu kelompok di Desa Kalisalak. Kabupaten Banyumas merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang aktif dalam pembuatan kerajinan anyaman, selain Kabupaten Gunung Kidul, Lumajang, Kulon Progo, dan Wonosobo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan ini, Kemensos melatih keluarga penerima manfaat (KPM) memproduksi keranjang tempat sampah berbahan tanaman mendong dan pelepah pisang. Para KPM bisa memproduksi 2 hingga 3 keranjang per hari dengan harga satu keranjang bervariatif mulai dari Rp12.000 sampai Rp20.000. Kurang lebih setiap kelompok bisa memproduksi hingga 200 keranjang per dua minggu.

"Produk anyaman dari mendong, dari pelepah pisang, menjadi tempat-tempat sampah. Ini diekspor ke Amerika, kita bekerja sama dengan pihak swasta," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Kelompok Kampung Berdaya Kemensos di Desa Kalisalak bekerja sama dengan Roemah Pemberdayaan Masyarakat (RPM) di bawah naungan PT. Out Of Asia, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang ekspor handicraft.

"Mereka menyuplai bahan-bahannya, kemudian diproduksi oleh ibu-ibu yang ada di sini. Hasil produksinya kemudian dibeli, ya, dan diekspor ke Amerika," jelas Agus Jabo.

Agus Jabo menilai Produk kerajinan berbahan dasar organik mendapat apresiasi tinggi di pasar internasional. Ia menambahkan, salah satu alasannya adalah karena produk ramah lingkungan ini disukai negara-negara seperti Amerika.

"Dan ini kenapa negara-negara (seperti) Amerika suka dengan tempat sampah seperti ini, karena ini ramah lingkungan," jelasnya.

Agus Jabo berharap Kampung Berdaya Kemensos di Desa Kalisalak bisa menjadi desa percontohan program pemberdayaan untuk daerah-daerah lainnya.

"Sehingga perintah Pak Presiden di tahun 2026, kemiskinan ekstrem harus nol. Di tahun 2029, kemiskinan itu harus turun menjadi di bawah 5 persen, dengan program-program pemberdayaan seperti ini bisa terwujud ya," pungkasnya.

Salah satu KPM yang merasakan manfaat Kampung Berdaya Kemensos adalah Eni Kurniawati. Ia merupakan KPM Program Keluarga Harapan (PKH) dari RT 01 RW 07 Desa Kalisalak yang mengikuti program ini dari Maret 2025.

Hasilnya, kini Eni mampu memproduksi 2 sampai 3 keranjang sampah setiap hari, sehingga mendapatkan penghasilan tambahan sekitar Rp36.000 per hari.

"Alhamdulillah, menambah penghasilan saya, dari yang tadinya minim, sekarang agak meningkat untuk kehidupan sehari-hari," tutur Eni.

(akd/akd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads