Menteri Transmigrasi (Mentrans) Iftitah Sulaiman memberi pembekalan kepada peserta Tim Ekspedisi Patriot yang akan dikirim ke berbagai kawasan transmigrasi. Dia mengajak tim tersebut menghidupkan desa.
"Di medan perang dulu, pahlawan diukur dari berapa musuh yang dia kalahkan. Hari ini, pahlawan diukur dari berapa desa yang dia hidupkan. Berapa keluarga yang dia angkat derajatnya," kata Iftitah dalam Ministerial Lecture Mission Patriot untuk Tim Ekspedisi Patriot di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).
Dia mengatakan tim tersebut tidak berperang dengan menembakkan peluru. Dia mengajak tim patriot melawan kemiskinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak menembakkan peluru, kita tidak berperang dengan senjata. Tapi kita berperang melawan kemiskinan, keterbelakangan, dan ketimpangan," ujarnya.
Iftitah mengatakan program Ekspedisi Patriot terinspirasi dari kepemimpinan militer 'Mission Command' yang menekankan kecepatan, keberanian mengambil keputusan, dan desentralisasi kepemimpinan. Iftitah menjelaskan ada delapan prinsip dasar yang harus dipegang anggota tim patriot di lapangan, yakni kompetensi, saling percaya, pemahaman bersama, arahan komandan, perintah misi yang jelas, disiplin inisiatif, keberanian menerima risiko, serta perbaikan berkelanjutan.
"Jika kita berhasil, jadikanlah sebuah best practice. Jika kita gagal, jadikan sebagai sebuah lesson learned. Di atas semua itu, yang terpenting adalah don't give up. Jangan menyerah, jangan pernah menyerah. Never give up," ujarnya.
Iftitah mengatakan tantangan pembangunan di kawasan transmigrasi bukan sekadar sektor pertanian. Dia menyebut harus ada hilirisasi dan industrialisasi.
"Oleh karena itu, tolong simpan dalam memori masing-masing camkan, analisa, cari potensi untuk industrialisasi dan hilirisasi di kawasan transmigrasi. Saya yakin banyak sekali kesulitan-kesulitan yang akan ditemui oleh Bapak Ibu dan adik-adik sekalian, tapi tolong jangan sampai itu menjadi penghalang," ucap dia.
Dia kemudian mendoakan ada anggota tim ekspedisi patriot menjadi peraih Nobel. Dia berharap para peserta ekspdisi tersebut membantu menyelesaikan masalah rakyat.
"Saya doakan ada satu di antara kalian yang kelak menjadi peraih Nobel. Itu bukan berlebihan, karena sejarah menunjukkan Indonesia pernah hampir melahirkan penemu Nobel dari penelitian yang dilakukan di negeri ini," ujarnya.
Untuk diketahui, ekspedisi Patriot ini diikuti 2.000 mahasiswa peserta dari 7 perguruan tinggi yakni ITB, IPB, ITS, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Diponegoro. Mereka akan dikirim pemerintah ke 154 kawasan transmigrasi di seluruh pelosok Indonesia hari ini.
Simak juga Video 'Prabowo Berharap Sekolah Rakyat Bertambah 100 Tiap Tahun':