Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menegaskan tumpeng bukan sekadar hidangan, melainkan simbol identitas budaya bangsa sekaligus instrumen diplomasi kuliner Indonesia di dunia internasional.
"Tumpeng mencerminkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta sekaligus nilai gotong royong dan kebersamaan. Filosofi ini sangat universal dan relevan di tengah dunia yang semakin individualis. Karena itu, kuliner kita, termasuk tumpeng, bisa menjadi tradisi yang mendunia," ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Minggu (24/8/2025).
Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri Festival Tumpeng Indonesia 2025 yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta. Acara ini terselenggara atas kerja sama Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI), Indonesian Gastronomy Community (IGC), dan Hotel Borobudur.
Fadli menekankan kuliner Indonesia adalah produk budaya dan warisan tak benda yang tidak boleh dipandang hanya sebagai konsumsi, tetapi juga jembatan antarbudaya dan kekuatan ekonomi kreatif. Hingga 2024, terdapat 2.213 Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI), di antaranya 231 jenis kuliner tradisional.
Namun, jumlah ini masih jauh dari cukup untuk mewakili keragaman kuliner Nusantara. Beberapa bahkan sudah terancam punah, seperti Itak Poul-Poul dari Sumatera Utara dan Penyurong dari Bangka Belitung.
"Kuliner adalah diplomasi budaya yang sangat efektif. Banyak masyarakat internasional mengenal Indonesia dari makanannya. Contohnya, yaitu Rendang yang pernah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia versi CNN Travel," uja Fadli.
"Ada lagi sate, nasi goreng, hingga soto adalah kekayaan kuliner kita. Tapi sayangnya, kuliner Indonesia belum dipromosikan secara proporsional," sambungnya.
Oleh karena itu, Fadli mengatakan Kemenbud selalu berupaya untuk mendukung pelestarian dan pengembangan kuliner Nusantara, baik melalui edukasi, promosi, hingga pengakuan secara hukum seperti penetapan WBTb. Fadli juga mengingatkan pentingnya percepatan promosi kuliner Indonesia di luar negeri.
Fadli mencontohkan negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam yang restorannya hadir hampir di seluruh dunia. Sementara itu, restoran Indonesia masih terbatas, meski kini mulai berkembang pesat di beberapa negara, salah satunya di Turki yang dalam lima tahun meningkat dari hanya tiga menjadi sekitar tiga puluh restoran di Istanbul.
"Kita jangan sampai kalah dengan negara tetangga. Kuliner Indonesia adalah salah satu produk dan ekspresi budaya kita," tegas Fadli.
"Wajib kita perkenalkan kepada dunia. Mungkin kedepan kita bisa bersinergi antara Kementerian Kebudayaan dengan IGC, APJI, dan KBRI atau KJRI dalam mendata jumlah restoran Indonesia di berbagai negara, karena itu bisa menjadi Hub kita," sambungnya.
Festival Tumpeng Indonesia merupakan festival berbasis kuliner yang diselenggarakan oleh IGC berkolaborasi dengan APJI dan Hotel Borobudur Indonesia dengan fokus pada hidangan tumpeng. Festival ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Hotel Borobudur dalam memperingati HUT RI ke-80 dengan tajuk 'Discovery Nusantara'.
Festival tumpeng Indonesia 2025 sendiri mengambil tema 'Menghidupkan Tradisi, Menyatukan Generasi' yang diharapkan dapat menjadi wadah dalam menjadikan tumpeng sebagai warisan kuliner lintas generasi dan simbol identitas bangsa. Lebih dari itu, tumpeng diharapkan dapat menjadi kuliner yang memberikan nilai tambah ekonomi bagi industri boga Tanah Air serta tak kalah penting, dapat menjadi alat diplomasi budaya bangsa di mancanegara.
Fadli berharap melalui festival ini dapat menjadi salah satu upaya dalam pemajuan kebudayaan dan membawa tumpeng semakin dikenal oleh dunia.
"Kita berharap tumpeng ini dapat menjadi representasi dari kuliner Nusantara di kancah internasional. Bahkan mungkin bisa menjadi tradisi dunia. Semoga semakin banyak generasi muda mencintai budaya dan kuliner nusantara, khususnya tumpeng," kata Fadli.
Melalui Festival Tumpeng Indonesia 2025, diharapkan bukan hanya menjadi wadah dalam memperkenalkan kembali kekayaan kuliner tradisional, tetapi juga memperkuat identitas budaya bangsa, menumbuhkan rasa bangga generasi muda terhadap warisan leluhur, serta memperkuat sinergi promosi kuliner Indonesia di kancah global.
Sebagai informasi, festival tersebut turut dihadiri oleh Ketua DPP APJI Tashya Megananda Yukki, Ketua Umum IGC Ria Musiawan, Wakil Sekretaris Jenderal IGC Dewi Susan, General Manager Hotel Borobudur Anggie Ayuningtyas, Ketua Yayasan Lembaga Bina Pendidikan Pariwisata Parlagutan Silitonga, para ahli gastronomi Indonesia, dan para seniman serta budayawan.
Lihat juga Video: Antusiasme Warga Lumajang Berebut 1.000 Tumpeng Ketan
(akn/ega)