Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana, memperingati 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurutnya, peringatan tahun ini bukan hanya momen refleksi sejarah, usia 80 tahun adalah bukti bahwa Indonesia kuat sebagai bangsa besar yang memiliki keberagaman budaya.
"Dirgahayu Republik Indonesia. Saya melihat 80 tahun bukan sekadar usia, ini adalah bukti ketahanan dan kekuatan kita sebagai bangsa besar yang lahir dari keberagaman. Dengan lebih dari 1.300 suku, ratusan bahasa, serta budaya yang luar biasa kaya, Indonesia telah membuktikan bahwa persatuan dalam perbedaan adalah kekuatan sejati kita," ujar Putu Rudana kepada wartawan, Senin (18/8/2025).
Putu mengatakan capaian ini tidak terlepas dari jasa para founding fathers yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Kini, di usia 80 tahun, bangsa Indonesia menunjukkan elevasi baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
"Untuk mewujudkan Astacita Presiden Prabowo menuju Indonesia Emas 2045, kebudayaan harus menjadi landasan dalam ekonomi, pendidikan, pertahanan, dan diplomasi. Kita harus hadir sebagai bangsa besar, bukan hanya karena sumber daya alam, tapi karena kekayaan peradaban dan budaya kita. Saya yakin Presiden Prabowo sebagai 'Bapak Meritokrasi Indonesia' berkomitmen akan terus membangun masa depan bangsa ini dengan menjadikan kebudayaan sebagai fondasi penting untuk membangun karakter dan jati diri bangsa," ucapnya.
Tokoh budaya nasional asal Bali ini juga menilai bahwa dengan dihadirkannya Kementerian Kebudayaan sebagai lembaga mandiri merupakan sebuah langkah historis dalam tata kelola negara yang menempatkan kebudayaan di posisi strategis.
"Untuk pertama kalinya, di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo Subianto hadir Kementerian Kebudayaan sebagai institusi mandiri, sebagaimana amanat Pasal 32 UUD 1945. Ini adalah langkah historis yang belum pernah diwujudkan oleh tujuh presiden sebelumnya. Saya sebagai budayawan sangat berterima kasih kepada Presiden Prabowo, Karena Ini bukan hanya struktur, tapi sinyal kuat bahwa budaya adalah pilar utama dalam membangun masa depan Indonesia menuju Indonesia emas 2045," ucapnya.
Apresiasi Hari Kebudayaan Nasional
Lebih lanjut, Putu juga menyambut positif penetapan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional, yang ditetapkan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Dia menilai penetapan ini sebagai afirmasi kuat bahwa perbedaan adalah kekuatan, sesuai dengan semangat Bung Karno dan nilai Bhinneka Tunggal Ika.
"Penetapan Hari Kebudayaan menunjukkan komitmen kuat Bung Fadli Zon terhadap peradaban bangsa. Tanggal 17 Oktober sangat tepat, karena mencerminkan semangat kebhinekaan yang sejak awal ditegaskan oleh Bung Karno, bahwa perbedaan adalah kekuatan," katanya.
"Indonesia adalah negeri berperadaban tinggi. Sudah waktunya kebudayaan mendapat panggung utama, baik dalam kebijakan dalam negeri maupun hubungan luar negeri. Saya mengapresiasi langkah Menteri Fadli Zon yang tidak hanya simbolik, tapi strategis, penuh visi dan berdampak jangka panjang sebagai kekuatan bangsa," ucap anggota DPR RI dua periode tersebut.
Terakhir, Putu menegaskan komitmennya untuk terus menggaungkan dan mempromosikan puncak-puncak kebudayaan daerah ke tingkat global. Sebab, dia menilai kebudayaan sebagai soft power diplomasi, dan elemen penting dalam ekonomi, politik, pertahanan, dan pendidikan serta berbagai aspek kehidupan.
"Kini adalah era tinggal landas. Kebudayaan bukan hanya warisan, tapi kekuatan strategis yang bisa membawa Indonesia menjadi pemain utama di panggung dunia. Dirgahayu Republik Indonesia," pungkasnya.
Simak juga Video: Prabowo Puji Peserta HUT RI: Saya Bangga dengan Kalian Semua
(zap/dhn)