Puan Ungkap Alasan Megawati Absen Sidang Tahunan MPR 2025

Puan Ungkap Alasan Megawati Absen Sidang Tahunan MPR 2025

Anggi Muliawati - detikNews
Jumat, 15 Agu 2025 12:33 WIB
Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani  usai sidang tahunan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Puan Maharani. (Anggi Muliawati/detikcom)
Jakarta -

Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengungkap alasan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tidak hadir dalam Sidang Tahunan MPR 2025. Puan mengatakan Megawati tengah dalam kondisi kurang sehat.

"(Megawati) kurang sehat," kata Puan usai sidang tahunan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Megawati yang juga merupakan Ketum PDIP diketahui tak hadir dalam Sidang Tahunan MPR 2025. Megawati tak terlihat di bangku deretan mantan Presiden dan Wapres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat awal menyampaikan pidato sidang, Puan menegaskan hadir sekaligus mewakili Megawati di acara tersebut.

ADVERTISEMENT

Hal itu disampaikan Puan saat menyapa Presiden Prabowo Subianto, Wapres Gibran Rakabuming Raka, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Wapres ke-6 RI Try Sutrisno, Wapres ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK), Wapres ke-11 Boediono, Wapres ke-13 Ma'ruf Amin, hingga kepala lembaga negara.

Puan turut menyapa ketum partai politik yang hadir dalam Sidang Tahunan MPR. Ketum partai pertama yang disapa adalah Megawati yang tak hadir dalam sidang.

"Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ibu Profesor Doktor Honoris Causa Hj. Megawati Soekarnoputri, atau yang saat ini diwakili saya keberadaannya," kata Puan dalam sidang.

Dalam pidatonya Puan menyoroti munculnya lelucon politik 'Negara Konoha' yang dilontarkan rakyat sebagai bentuk kritik. Tak hanya itu, Puan menyebut saat ini juga muncul simbol 'Bendera One Piece'.

"Kini, kritik rakyat hadir dalam berbagai bentuk yang kreatif dan memanfaatkan kemajuan teknologi, khususnya media sosial, sebagai corong suara publik," kata Puan.

Puan mengatakan rakyat kini melontarkan lelucon politik bahasa kreatif zaman kini seperti 'Negara Konoha'. Tak hanya itu, kata Puan, baru-baru ini juga muncul simbol bendera one piece yang dipasang sebagai bentuk kritik dari rakyat.

"Lelucon politik 'Negara Konoha', hingga simbol-simbol baru seperti 'bendera One Piece', dan banyak lagi yang menyebar luas di ruang digital," kata Puan.

Puan memandang kritikan kreatif ini menunjukkan keresahan rakyat dengan mengikuti bahasa zaman sekarang. Dia juga meminta pemerintah sebagai pemegang kuasa untuk mendengar semua aspirasi dan kritikan dari rakyat dengan bijaksana dan hati yang bersih.

"Bagi para pemegang kekuasaan, semua suara rakyat yang kita dengar bukanlah sekadar kata atau gambar. Di balik setiap kata ada pesan," ujar Puan.

"Di balik setiap pesan ada keresahan. Dan di balik keresahan itu ada harapan," imbuhnya.

Puan turut bicara fenomena 'kabur aja dulu' dan 'Indonesia Gelap'. Menurutnya, kritik di media sosial menunjukkan keresahan rakyat terhadap kondisi negara.

"Dalam demokrasi, rakyat harus memiliki ruang yang luas untuk berserikat, berkumpul, menyatakan pendapat, dan menyampaikan kritik," kata Puan.

Puan menyinggung berbagai istilah kritik yang sempat viral. Di antaranya istilah 'kabur aja dulu' dan 'Indonesia Gelap'.

"Ungkapan tersebut dapat berupa kalimat singkat seperti 'kabur aja dulu', sindiran tajam 'Indonesia Gelap'," kata Puan.

Puan mengatakan penyampaian aspirasi itu menunjukkan keresahan rakyat dengan bahasa yang disesuaikan zaman. Dia mendorong pemerintah agar mendengar keresahan publik itu.

"Fenomena ini menunjukkan bahwa aspirasi dan keresahan rakyat kini disampaikan dengan bahasa zaman mereka sendiri," ujar Puan.

Di sisi lain, Puan mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto dalam merespons cepat kepentingan rakyat. Puan mengatakan negara harus hadir dalam setiap kebutuhan rakyatnya.

"Bagi rakyat yang membutuhkan kehadiran negara dalam menyelesaikan persoalan hidupnya, menunggu satu hari saja terasa sangat lama," kata Puan.

"Tetapi bagi kita, para pemangku kekuasaan di DPR RI dan di pemerintah, membahas dan mencari solusi atas persoalan rakyat sering kali berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun," sambungnya.

Puan lantas mengapresiasi respons cepat Prabowo dalam mengatasi persoalan rakyat. Puan mengatakan Prabowo telah menyentuh langsung kepentingan rakyat.

"Pada kesempatan yang baik ini, izinkan kami DPR RI, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Presiden Prabowo Subianto, yang dalam waktu singkat telah menyelesaikan atau merespons cepat sejumlah persoalan strategis dan menyentuh langsung kepentingan rakyat," ujarnya.

Ketua DPP PDIP itu lantas memaparkan persoalan-persoalan yang direspons cepat oleh Prabowo. Di antaranya, pencabutan izin tambang di kawasan, geopark Raja Ampat, penyelesaian sengketa tapal batas pulau antara Aceh dan Sumatera Utara, kebijakan pembelian gabah petani dengan harga yang layak, dan berbagai kebijakan lain yang dijalankan melalui program Asta Cita.

"Respon cepat ini patut diapresiasi karena mencerminkan keberpihakan pemerintah pada kepentingan rakyat. Namun, akan lebih baik jika langkah-langkah tersebut merupakan hasil dari perencanaan matang dan cermat, sehingga menjadi bagian dari kinerja reguler pemerintah," ujarnya.

Puan mengatakan rakyat akan terus mendambakan agar masalah-masalah lain dapat diselesaikan pemerintah dengan cepat. Puan mengatakan tugas legislatif dan eksekutif ialah tak hanya membicarakan harapan rakyat, melainkan juga mewujudkannya.

"Kekuasaan bukan untuk menakuti rakyat, melainkan untuk menyelesaikan urusan rakyat meskipun sering kali urusannya rumit, ibarat cinta segitiga antara aspirasi, anggaran, dan aturan," ujarnya.

"Namun serumit-rumitnya 'cinta segitiga' itu, selalu ada jalan untuk menemukan solusi terbaik bagi bangsa dan negara; walaupun kadang terasa pedih, patah hati; tetapi kita harus move on," imbuh dia.

Halaman 2 dari 4
(amw/rfs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads