Prabowo: Masalah Perbatasan Negara Tetangga Warisan Penjajah, Kita yang Repot

Prabowo: Masalah Perbatasan Negara Tetangga Warisan Penjajah, Kita yang Repot

Eva Safitri - detikNews
Jumat, 15 Agu 2025 11:49 WIB
Presiden Prabowo Subianto mengatakan efisiensi keuangan yang berkeadilan merupakan salah satu amanat UUD 1945. (YouTube Setpres)
Foto: Presiden Prabowo Subianto (YouTube Setpres)
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keluh kesahnya soal perbatasan negara yang kini kerap jadi persoalan dengan negara tetangga. Padahal, kata dia, perbatasan itu merupakan peninggalan para penjajah.

Prabowo mulanya bicara terkait peperangan yang terjadi di beberapa negara saat ini. Ia menekankan Indonesia tidak akan terlibat perang.

"Saudara-saudara sekalian kita paham bahwa perang itu destruktif, kita tidak mau perang, kita harus hindari perang, karena itu politik luar negeri yang saya jalankan dan saya umumkan adalah politik seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak," kata Prabowo saat pidato di Sidang Tahunan MPR, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Prabowo memastikan Indonesia tetap akan menerapkan politik bebas aktif. Dia ingin Indonesia damai dengan semua orang.

"Kami tetap pada garis non blok, garis non align, kami tidak akan berpihak pada blok manapun, ini yang kami sampaikan di mana-mana, bebas aktif, kita ingin damai dengan semua orang," ucapnya.

Kemudian, Prabowo menyampaikan terkait perbatasan yang kerap menjadi persoalan dengan negera tetangga, termasuk Malaysia. Dia mengaku kerepotan dengan garis perbatasan yang ditinggalkan oleh penjajah Indonesia dan Malaysia.

"Terutama dengan tetangga-tetangga kita, kita ingin selesaikan semua masalah, ada masalah kadang-kadang masalah garis perbatasan, masalah ini adalah warisan dari kolonialis, warisan dari penjajah, Belanda datang dengan Inggris, dia bikin garis seenak jidatnya dia bikin garis, yang repot kita sekarang, ya kan?" ujar dia.

Prabowo menyampaikan saat ini masalah perbatasan itu dijadikan bahan oleh pihak lain untuk mengadu domba Indonesia dan Malaysia. "Kita mau ditabrakan sama Malaysia, kita sahabat sama Malaysia, kita satu rumpun. Tapi selalu politik divide et impera (politik pecah belah) itu selalu ada, janganlah kita naif, jangan kita terus menerus mau diadu domba," imbuhnya.

Simak Video: Pidato Lengkap Presiden Prabowo di Sidang Tahunan MPR/DPR

Halaman 2 dari 3
(maa/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads