Prof Sumitro Djojohadikusumo selama ini dikenal luas sebagai begawan ekonomi Indonesia dan pendiri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Namun lebih dari itu, Sumitro juga merupakan tokoh penting dalam sejarah pemikiran kebangsaan.
Gagasan dan pemikiran Sumitro melampaui batas ilmu ekonomi, menyentuh ranah keadilan sosial, politik negara, dan etika publik. Gagasan-gagasan tersebut diangkat kembali dalam buku berjudul 'Jalan Keadilan Sumitro Djojohadikusumo'.
Adapun dibedah dalam sebuah diskusi publik di Science Technopark Universitas Indonesia, Rabu (6/8/2025). Acara ini dihadiri oleh perwakilan keluarga besar almarhum Sumitro, sejumlah pejabat pemerintah, akademisi, serta publik yang tertarik pada pemikiran tokoh-tokoh intelektual Indonesia.
Diskusi buku ini menghadirkan tiga narasumber utama, yakni Fachry Ali, Soedrajad Djiwandono, dan Andrinof Chaniago. Mereka menyampaikan interpretasi kritisnya masing-masing terhadap kontribusi pemikiran Sumitro terhadap pembangunan Indonesia.
Dalam pemaparannya, Fachry Ali menyampaikan bahwa buku ini lahir dari kesadaran bahwa pemikiran Sumitro selama ini kerap direduksi sebatas ilmu ekonomi teknis. Padahal, Sumitro sudah membicarakan isu-isu besar seperti ketimpangan sosial, etika pembangunan, hingga kapasitas negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Pencerahan ini penting. Negara harus lebih pintar daripada rata-rata masyarakatnya. Dan negara juga harus mencerdaskan rakyat, agar tidak mudah tertipu secara politik," ujar Fachry Ali dalam diskusi.
Hal senada juga disampaikan salah satu penulis buku, Robertus Robet. Dia menambahkan bahwa keadilan menurut Sumitro tidak cukup dimaknai hanya sebagai distribusi ekonomi semata, tetapi juga menyangkut relasi antara negara dan warga negaranya.
"Melalui tiga sudut pandang ekonomi, politik, dan etika, buku ini mencoba menampilkan kembali pemikiran Sumitro dalam konteks zaman, termasuk menghadapi isu-isu kontemporer seperti kesetaraan gender dan ekologi," kata Robet.
Tak hanya itu, dari sisi keluarga, sosok Sumitro juga dikenang sebagai pribadi yang menjadi panutan. Aryo Djojohadikusumo, cucu dari Prof. Sumitro, turut menyampaikan pandangan pribadi terhadap warisan nilai dan pemikiran sang kakek yang tetap relevan hingga saat ini.
Buku Jalan Keadilan Sumitro Djojohadikusumo dinilai tidak hanya menjadi medium refleksi atas pemikiran seorang intelektual besar. Buku ini juga menawarkan landasan baru dalam membangun Indonesia yang berkeadilan, beretika, dan mencerdaskan.
Tonton juga Video: Megawati-Sri Mulyani Hadiri Peluncuran Buku Bambang Kesowo soal HAKI
(rdp/imk)