Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menceritakan pengalamannya saat masih menjadi sosok di 'belakang layar' di dalam pemerintahan. Pramono mengaku selama menjadi menteri tak pernah mendapatkan komplain.
Hal itu disampaikan Pramono dalam sambutannya saat meresmikan Gedung MDI (MUI, DMI, IPQAH) Jakarta Selatan, di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (7/8/2025). Diketahui, Pramono merupakan Menteri Sekretaris Kabinet era kepemimpinan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
"Ini pengalaman pribadi. Dulu ketika jadi Menteri dua periode, menjadi Sekretaris Presiden, saya itu nggak dikomplain orang. Karena ada di panggung belakang, nggak muncul di permukaan. Ngerjakan sesuatu di belakang," kata Pramono.
Namun, kata dia, suasana tersebut berbanding terbalik dengan situasi saat ini. Pramono mengatakan setelah menjadi Gubernur DKI Jakarta kerap menerima komplain.
"Sekarang, urusan apa aja dikomplain. Dan saya menikmati komplain itu, dan saya sengaja jawab. Bagian dari tanggung jawab pribadi, dan ini menurut saya adalah barokah saya yang saya dapatkan ketika dalam usia yang sebenarnya pengen istirahat," ujarnya.
Dia mengatakan persoalan utama bagi pemimpin ialah selalu merasa dibutuhkan. Menurutnya, sebagai pemimpin harus mengetahui saat-saat kapan dibutuhkan oleh masyarakat.
"Pemimpin harus tahu, ada saatnya tidak dibutuhkan. Tetapi ketika terpaksa dibutuhkan, harus kerja sekeras-kerasnya," ujarnya.
"Sekarang banyak orang yang kalau ketemu sama saya, 'Mas, kok matanya sekarang sembab?' Gimana nggak sembab? Jam 11 pasti kalau WA saya, saya jawab. Jam 3 setelah tahajud pasti saya jawab. Jam 3 pagi, jangan-jangan nanti di sini WA saya semua ha-ha," sambungnya.
Pramono mengatakan hal itu dilakukannya ingin melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan sepenuh hati. Meskipun, dia memahami tak semua keputusan dapat menyenangkan orang lain.
"Kenapa itu kami lakukan? Karena betul-betul saya pingin dengan hati. Termasuk dalam memutuskan banyak hal. Tidak semua keputusan itu akan menyenangkan orang banyak," tuturnya.
(amw/lir)