Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menerima kunjungan kehormatan perwakilan delegasi Republik Belarus. Pertemuan ini menjadi bagian memperkuat kerja sama budaya antara Indonesia dan Belarus, sekaligus menegaskan peran strategis budaya sebagai soft power Indonesia di panggung global.
"Kami menyampaikan selamat datang kepada para delegasi Republik Belarus. Merupakan suatu kehormatan besar dapat menerima kunjungan ini," tutur Fadli, dalam keterangan tertulis, Rabu (6/8/2025).
Fadli menyambut hangat kunjungan kehormatan delegasi Republik Belarus. Dalam pertemuan tersebut, Fadli menegaskan pentingnya pertukaran budaya sebagai salah satu pilar utama dalam mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Belarus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tradisi Indonesia yang beragam menyimpan potensi besar untuk menjalin kolaborasi budaya yang saling menguntungkan," ungkap Fadli.
Fadli juga menambahkan dengan dibentuknya Kemenbud sebagai kementerian baru di Indonesia, diplomasi budaya kini memasuki babak baru yang lebih progresif dan terbuka terhadap kerja sama internasional. Lebih lanjut, pertemuan ini juga membahas pembaruan Nota Kesepahaman Kerja Sama Kebudayaan yang telah ditandatangani 2015 lalu.
Fadli menyampaikan harapan agar dokumen pembaruan dapat segera disepakati dan ditandatangani. Penandatanganan tersebut diharapkan dapat dikaitkan dengan penyelenggaraan acara budaya bersama sebagai simbol penguatan kemitraan kedua negara.
"Idealnya bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Belarus ke Indonesia yang direncanakan berlangsung akhir tahun ini," tutur Fadli.
Di tengah jamuan makan siang, Fadli menyinggung gagasan Days of Cinema atau Days of Culture untuk dilakukan secara resiprokal antara Indonesia dan Belarus. Gagasan ini didasarkan pada kesuksesan Indonesian Cinema Day yang pernah diselenggarakan di Minsk's Listapad Festival tahun 2021 silam.
Kegiatan ini dapat mencakup pemutaran film, pertunjukan seni, kuliner tradisional, dan warisan budaya lainnya, sekaligus dikaitkan dengan festival besar di masing-masing negara untuk memperkuat koneksi antaramasyarakat secara langsung. Menyongsong CHANDI Summit bertajuk Culture for the Future yang akan berlangsung pada 3-5 September di Bali, Fadli yang didampingi Wamenbud Giring Ganesha Djumaryo dan Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah TD Retnoastuti, secara resmi mengundang delegasi kebudayaan Belarus untuk hadir.
"Kami percaya diplomasi budaya melampaui kepentingan geopolitik, ia menyentuh sisi kemanusiaan dan menjadi kekuatan pemersatu global, terlebih di tengah tantangan dunia saat ini," ujar Fadli.
Adapun delegasi Belarus terdiri dari Menteri Luar Negeri Republik Belarus, Maxim Ryzhenkov; Direktur Jenderal Asia dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Republik Belarus, Evgeny Verobyev; dan Duta Besar Republik Belarus untuk RI Raman Ramanouski.
Diskusi diawali dengan rangkaian tur menilik koleksi yang ditampilkan di Museum Nasional Indonesia. Para delegasi terpukau dengan narasi sejarah yang disuguhkan dalam instalasi pameran yang epik, seperti koleksi etnografi dan koleksi patung, relik, serta prasasti yang menyimpan sejarah perkembangan Hindu-Buddha di Jawa, Bali, Kalimantan, hingga Sumatra.
Menteri Luar Negeri Republik Belarus, Maxim Ryzhenkov, mengapresiasi sambutan hangat Kemenbud. Selain mendengarkan harmoni narasi sejarah Indonesia di tiap-tiap sudut Museum Nasional Indonesia, para delegasi juga disuguhkan dengan sajian gastronomi nusantara diiringi lantunan merdu sasando.
"Kami sangat senang telah disambut di Museum Nasional Indonesia, simbol historikal bangsa Indonesia dari generasi ke generasi, di tengah padatnya jadwal Menteri Kebudayaan", tutur Ryzhenkov.
Menyambung pembahasan mengenai Nota Kesepahaman Kerja Sama Kebudayaan, Republik Belarus menyatakan ketertarikannya untuk menjajaki kolaborasi kebudayaan dengan Indonesia secara lebih lanjut. Ryzhenkov juga menekankan pentingnya pendekatan yang praktikal dalam membangun kerja sama tersebut, termasuk mendorong keterlibatan langsung masyarakat atau people-to-people.
(anl/ega)