Politisi senior Partai Golkar, Ridwan Hisjam, mengungkap adanya dorongan Munaslub dari kader karena suara partai yang menurun. Ketua Fraksi Golkar MPR RI Melchias Markus Mekeng membantah.
"Nggak, kader Golkar (menggaungkan isu) mereka tahu bahwa isu ini hoaks kok," kata Mekeng dihubungi, Rabu (6/8/2025).
Mekeng menyebutkan isu yang mencuat belakangan ini dibuat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Ia menekankan kalangan internal Partai Golkar solid dan masih terus melakukan konsolidasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak ada, Munaslub itu isu-isu yang dilontarkan oleh pihak-pihak yang tidak memunculkan mukanya," kata Mekeng.
"Jadi asal isu aja dilempar ke atas padahal Partai Golkar sendiri internal tenang aja melakukan konsolidasi," sambungnya.
Sebelumnya, Ridwan Hisjam mengungkap isu Munaslub Golkar bukan baru mencuat belakangan ini. Ia sudah lama mendengar dorongan Munaslub dari kader di lapangan. Dasarnya, para kader teritorial menemukan adanya penurunan suara terhadap Golkar melalui kirka (kajian dan perhitungan) suara yang digelar rutin.
"Banyak (dorongan munaslub) karena kader di bawah merasa suara terhadap Golkar berkurang, kader-kader di bawah itu rutin membuat kirka atau menghitung suara Partai Golkar di desa-desa. Nah mereka tahu bahwa pemilu hari ini suara kita turun, maka muncullah suara ketidaksenangan dan minta munaslub dari daerah-daerah. Jadi sejak Pak Bahlil menjadi Ketum, kirka turun jadi muncullah dorongan munaslub," kata Ridwan ketika dihubungi, Rabu (6/8).
Ridwan Hisjam akan mendukung munaslub jika memang ada unsur yang terpenuhi. Adapun 4 unsur terjadinya Munaslub Golkar adalah ketum yang melanggar AD/ART, melakukan pidana, berhalangan tetap meninggal dunia atau sakit yang tidak mungkin sembuh, dan mengundurkan diri. Ia lantas berkelakar akan siap jika diminta menduduki posisi struktural di Golkar.
"Kalau munaslub monggo kapan saja saya siap memberikan dukungan (munaslub) asal ada unsur yang dipenuhi dari 4 poin tadi. Saya ditaruh ketua dewan pembina oke, ditaruh di ketum oke, tidak pun tidak masalah. Karena pengabdian saya itu sejak usia 35 tahun saya sudah pengurus Golkar Jawa Timur," katanya.
Ridwan meminta jajaran pengurus DPP Golkar terbuka dan tidak menutup-nutupi adanya dorongan munaslub dari kader. Ia menilai munaslub dalam Golkar adalah hal yang biasa.
"Saya minta pengurus DPP Partai Golkar harus terbuka, besar hati dikritik kader desa yang memang ada di ujung suara. Jadi nggak usah membela diri, (munaslub) hal yang biasa, jangan bilang nggak ada (munaslub), makin dibilang nggak ada justru makin jadi," ujarnya.
"Golkar itu 'disenggol mekar', kalau Golkar harus disenggol biar mekar terus dia. Makin disenggol akarnya makin kuat, buat saya isu munaslub hal yang biasa di Golkar. Jadi ketum Golkar itu harus kuat senggol-senggolan, kalau tidak kuat yang jangan jadi ketum," ujarnya.
Tonton juga video "Kata Hasan Nasbi soal Isu Munaslub Golkar Dikaitkan Istana" di sini:
(dwr/eva)