Senior Partai Golkar Ridwan Hisjam Dukung Munaslub, Asalkan...

Senior Partai Golkar Ridwan Hisjam Dukung Munaslub, Asalkan...

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 06 Agu 2025 14:17 WIB
Politikus senior Partai Golkar Ridwan Hisjam mendaftarkan diri sebagai bakal calon Ketua Umum Golkar periode 2024-2029 (Taufiq/detikcom)
Politikus senior Partai Golkar Ridwan Hisjam saat mendaftarkan diri sebagai bakal calon Ketua Umum Golkar periode 2024-2029 (Taufiq/detikcom)
Jakarta -

Isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mencuat belakangan ini untuk menggantikan Bahlil Lahadalia sebagai Ketum. Politikus Senior Partai Golkar Ridwan Hisjam mendukung Munaslub jika memang ada unsur yang terpenuhi.

Adapun 4 unsur terjadinya Munaslub Golkar adalah ketum yang melanggar AD/ART, melakukan pidana, berhalangan tetap meninggal dunia atau sakit yang tidak mungkin sembuh, dan mengundurkan diri. Ridwan Hisjam berkelakar siap jika diminta mengisi posisi mana pun.

"Kalau Munaslub monggo kapan saja saya siap memberikan dukungan (munaslub) asal ada unsur yang dipenuhi dari 4 poin tadi. Saya ditaruh ketua dewan pembina oke, ditaruh di ketum oke, tidak pun tidak masalah. Karena pengabdian saya itu sejak usia 35 tahun saya sudah pengurus Golkar Jawa Timur," kata Ridwan Hisjam ketika dihubungi, Rabu (6/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Isu Munaslub Golkar, menurut Ridwan, bukan baru mencuat belakangan ini. Ia sudah lama mendengar dorongan Munaslub dari kader di lapangan. Dasarnya, para kader teritorial menemukan adanya penurunan suara terhadap Golkar melalui kirka (kajian dan perhitungan) suara yang digelar rutin.

ADVERTISEMENT

"Banyak (dorongan munaslub) karena kader di bawah merasa suara terhadap Golkar berkurang, kader-kader di bawah itu rutin membuat kirka atau menghitung suara Partai Golkar di desa-desa. Nah mereka tahu bahwa pemilu hari ini suara kita turun, maka muncullah suara ketidaksenangan dan minta munaslub dari daerah-daerah. Jadi sejak Pak Bahlil menjadi Ketum, kirka turun jadi muncullah dorongan munaslub," ujarnya.

Ridwan sendiri tidak bisa menilai bagaimana kepemimpinan Bahlil sejauh ini di Golkar. Ia mengatakan tiap orang pasti memiliki karakteristik kepemimpinan yang berbeda-beda.

"Bahlil itu junior dan anak didik saya di HMI, pada saat dia masih mahasiswa dia selalu ke kantor saya, rutin tiap minggu. Saya tidak bisa menilai apakah baik atau tidak, karena pemimpin ada masanya, masa sekarang ini adalah masa Pak Bahlil dengan ciri kepemimpinannya sendiri," ujarnya.

Ridwan meminta jajaran pengurus DPP Golkar terbuka dan tidak menutup-nutupi adanya dorongan munaslub dari kader. Ia menilai munaslub dalam Golkar adalah hal yang biasa.

"Saya minta pengurus DPP Partai Golkar harus terbuka, besar hati dikritik kader desa yang memang ada di ujung suara. Jadi nggak usah membela diri, (munaslub) hal yang biasa, jangan bilang nggak ada (munaslub), makin dibilang nggak ada justru makin jadi," ujarnya.

"Golkar itu 'disenggol mekar', kalau Golkar harus disenggol biar mekar terus dia. Makin disenggol akarnya makin kuat, buat saya isu munaslub hal yang biasa di Golkar. Jadi ketum Golkar itu harus kuat senggol-senggolan, kalau tidak kuat yang jangan jadi ketum," ujarnya.

Terkait siapa yang ideal menggantikan Bahlil jika benar ada munaslub, Ridwan menyebut banyak tokoh internal yang mumpuni. Bahkan, dia mempersilakan jika ada tokoh di luar Golkar yang ingin jadi Ketum Golkar.

"Masalah ketumnya Pak Nusron, AGK (Agus Gumiwang Kartasasmita), Bambang Soesatyo atau orang-orang senior yang mau muncul monggo silakan. Banyak kader Golkar yang mumpuni itu banyak, atau unsur-unsur di luar Partai Golkar lainnya," ujarnya.

Saksikan Live DetikSore:

Simak juga Video: Nusron Bantah Ada Pembicaraan Isu Munaslub Golkar dengan Istana
(eva/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads