Mengenang Marsma Fajar 'Red Wolf', Pilot Tempur Korban Kecelakaan Pesawat

Mengenang Marsma Fajar 'Red Wolf', Pilot Tempur Korban Kecelakaan Pesawat

Mulia Budi - detikNews
Senin, 04 Agu 2025 08:00 WIB
Marsma Fajar Adriyanto
Foto: Marsma Fajar Adriyanto. (Dok Istimewa).
Jakarta -

Mantan Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adriyanto meninggal dunia dalam insiden kecelakaan pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) di Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Marsma Fajar dikenang sebagai penerbang pesawat tempur dengan panggilan 'Red Wolf'.

Diketahui, Marsma Fajar meninggal dunia dalam insiden kecelakaan pesawat latih di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, tadi pagi. Pesawat jatuh tersebut jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126. Pesawat dikemudikan Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Roni sebagai kopilot.

Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB pagi tadi dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Pesawat lalu hilang kontak dan ditemukan terjatuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana," kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana kepada wartawan, Minggu (3/8/2025).

ADVERTISEMENT

Pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) tersebut dalam kondisi baik saat latihan dilakukan. Dia mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut.

"Pesawatnya bagus, selesai sebelum terbang dicek bagus," ujarnya.

Sementara kopilot Roni mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan. TNI AU masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut.

Penerbang yang Dipanggil 'Red Wolf'

Dilansir laman resmi TNI AU, Fajar Adriyanto merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992. Fajar sejak awal kariernya menjadi penerbang pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dengan call sign 'Red Wolf' di Sekadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan sempat menduduki jabatan Pabandyaops Sops Kohanudnas.

Ia pernah mengemban jabatan Komandan Pangkalan TNI AU (Lanud) Manuhua pada 2017. Kariernya pun terus berkembang hingga menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU selama 2019-2020.

Ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003.

Selama menjadi Kadispen AU, Marsma TNI Fajar Adrianto selalu terdepan menjadi corong informasi terkait pemberitaan TNI AU.

Tak hanya itu, berbagai penghargaan pernah ia peroleh. Salah satunya, ia pernah berhasil meraih predikat thesis terbaik pada rangkaian penutupan pendidikan dan Wisuda Sekolah Kajian Pertahanan dan Strategi (SKPS) Universitas Pertahanan Indonesia (Indonesia Defence University) pada 2012.

Disambut Tangis

Jenazah Marsma Fajar kini tiba di rumah duka di kompleks TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan.

Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (3/8/2025), jenazah Marsma Fajar tiba sekitar pukul 15.20 WIB. Peti jenazah Marsma Fajar berwarna putih.

Peti jenazah langsung dibawa masuk ke dalam rumah duka setelah diturunkan dari mobil. Isak tangis datang dari keluarga yang ikut mengantarkan kedatangan jenazah Marsma Fajar di mobil tersebut.

Karangan bunga di rumah duka Marsma Fajar (Mulia/detikcom)Karangan bunga di rumah duka Marsma Fajar (Mulia/detikcom)

Sejumlah karangan bunga ucapan dukacita juga berjejer di rumah duka. Di antaranya dari Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M Tonny Harjono, dan Dirjen Perhubungan Udara Lukman F Laisa.

Sementara itu, Kadispen AU, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana mengatakan jenazah akan diterbangkan melalui Lanud Halim Perdanakusuma pada Senin (4/8) pukul 06.30 WIB. Jenazah akan diterbangkan ke Malang, kemudian dilanjutkan perjalanan darat menuju Probolinggo untuk dimakamkan.

"Untuk kegiatan besok pagi, rencana jenazah almarhum Marsma Fajar akan digeser ke Malang lewat Lanud Halim Perdana Kusuma pada kukul 06.30 WIB menggunakan Pesawat Hercules. Perjalanan ke Malang menempuh waktu 1 jam 45 menit. Dari Malang akan melanjutkan perjalanan dengan jalan darat, dimakamkan di pemakaman keluarga di Probolinggo," kata Marsma TNI I Nyoman Suadnyana di rumah duka di Komplek TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (3/8/2025).


Sosok Perwira Hebat

Kepergian Marsma Fajar menyisakan duka mendalam bagi keluarga hingga para sahabatnya. Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus, Aris Marsudiyanto, mengenang sosok Marsma Fajar sebagai pribadi yang disiplin, penuh dedikasi dan selalu gembira.

"Dan sampai detik ini, beliau seorang perwira yang sangat mempunyai dedikasi kerja yang bagus, disiplin dan selalu gembira, di manapun selalu ketawa. Itulah Pak Fajar Adriyanto," kata Aris Marsudiyanto di komplek TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (3/7/2025).

Aris merupakan teman seangkatan Marsma Fajar di Akabri 1992. Dia menyebut Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya.

"Jadi Marsma Fajar Adriyanto ini adalah temen-temen kita satu leting, lulusan Akabri 1992. Beliau seorang perwira yang hebat, beliau penerbang tempur F-16, dan pada hari ini kita kehilangan putra bangsa terbaik. Beliau dulu pernah berjasa, kalau tidak salah tahun 2003 ya, pernah menghalau pesawat dari Amerika ya FA-18 Hornet di wilayah udara Semarang atau Bawean," ujarnya.

Dia mengaku kaget dengan insiden yang dialami Marsma Fajar. Dia mengenang kebersamaanya dengan Marsma Fajar saat belajar trike gantole di Cibubur.

"Kenangan terakhirnya dengan almarhum, saya belajar trike gantole di Cibubur. Saya diajak terbang tinggi dengan trike gantole, beliau berani sekali, itu waktu itu ada dua trike gantole, kita satu-satu. Tapi saya ada instruturnya, itu jadi kenangan terakhir saya dengan beliau. Sekitar satu, dua tahun yang lalu ya, saya agak lupa," ujarnya.

Sosok Humanis dan Periang

Kenangan serupa juga disampaikan oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Tedi Rizalihadi. Dia mengenang sosok Marsma Fajar sebagai pribadi yang riang dan humanis.

"Beliau orangnya riang, cukup humanis, terbukti beliau beberapa kali menangani kegiatan olahraga dirgantara, jadi beliau sangat aktif membina rekan-rekan yang hobi di olahraga dirgantara dalam naungan FASI," kata Tedi Rizalihadi.

Tedi mengatakan Fajar pribadi yang ceria. Dia menuturkan TNI AU berduka karena kehilangan salah satu putra terbaiknya.

"Beliau orangnya ceria, tidak pernah ada beban, dan baik, ramah kepada semua orang. Kita cukup kehilangan sosok beliau," ujarnya.

Dia mendoakan Marsma Fajar dan keluarga yang ditinggalkan. Sebagai informasi, jenazah Marsma Fajar rencananya akan dimakamkan besok di Probolinggo, Jawa Timur.

"Jadi kita sangat kehilangan atas meninggalnya almarhum dan kita mendoakan mudah-mudahan almarhum husnul khotimah, mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ujarnya.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto juga melayat ke rumah duka mantan Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adriyanto yang gugur dalam kecelakaan pesawat latih di kawasan Ciampea, Bogor. Agus mengenang sosok Marsma Fajar sebagai pribadi yabg selalu senyum.

"Beliau itu senyum terus, selalu senyum. Mudah-mudahan terbaik untuk beliau," kata Jenderal TNI Agus Subiyanto.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto (Mulia/detikcom) Foto: Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto (Mulia/detikcom)

Agus mengatakan sempat bersekolah bareng dengan Marsma Fajar. Dia mendoakan Marsma Fajar diterima di sisi Allah SWT.

"Kita sekolah bareng waktu Sesko TNI, 2014 2015, mudah-mudahan amal baik beliau diterima oleh Allah SWT dan diterima di sisi-Nya," ujarnya.

Kehilangan juga dirasakan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak. Maruli mengaku sering berkumpul dan berdiskusi tentang kedirgantaraan dengan Marsma Fajar.

"Ya kami teman baik, kita sering berkumpul bersama, diskusi, sering bercerita juga tentang kedirgantaraan, ya banyak waktu lah. Kebetulan kami sudah sama-sama di Jakarta jadi sering kita ketemu," kata Maruli.

Maruli menyebut Marsma Fajar merupakan salah satu perwira terbaik di TNI AU. Dia berharap insiden yang menimpa Marsma Fajar bisa menjadi pembelajaran untuk lebih berhati-hati.

"Kami kehilangan teman baik kami, seorang yang salah satu yang terbaik dari angkatan udara, ya ini memang kecelakaan ya, musibah. Ya mudah-mudahan ini bisa pembelajaran buat kami juga teman-teman yang lain supaya lebih hati-hati dalam ya kegiatan-kegiatan," ujarnya.

Simak Video: Kala Panglima TNI Kenang Sosok Marsma Fajar

Halaman 2 dari 5
(rdp/rdp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads