Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mendorong pembangunan ekonomi dari desa. Salah satunya lewat koperasi yang, menurutnya, harus hidup dari bisnisnya.
Hal itu disampaikan Zulhas saat jadi pembicara di Universitas Muhammadiyah Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Zulhas awalnya mengatakan rakyat Indonesia merupakan pejuang.
"Rakyat Indonesia itu pejuang. Satria. Mereka rela mati, rela mengorbankan jiwa dan harta untuk negeri ini. Rakyat kita bukan rakyat pemalas, bukan bodoh. Yang diperlukan itu dua: pemberdayaan dan keberpihakan," kata Zulhas di Maumere, NTT, Jumat (1/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan rakyat tak boleh dibiasakan menjadi penerima bantuan. Dia mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah berupaya melakukan pemberdayaan ekonomi dari desa, salah satunya lewat Koperasi Desa Merah Putih.
Dia menyebut koperasi tersebut harus hidup dari bisnis yang dijalankan. Dia mengatakan koperasi tak boleh sekadar mengandalkan hibah.
"Kita bangun ekonomi dari desa. Bukan kasih uang terus. Yang penting usahanya dulu. Koperasi harus hidup dari bisnisnya, bukan dari dana hibah atau proyek yang setahun habis," ujarnya.
Zulhas menyebut Kopdes akan menjalankan usaha yang konkret seperti menyalurkan pupuk subsidi, sembako, gas 3 kilogram dan jasa keuangan digital. Dia mengatakan pemerintah akan memudahkan segala perizinan agar usaha bisa berkembang.
"Yang penting jangan kasihani rakyat. Tapi permudah usahanya, permudah izinnya. Permudah akses barang dan pasarnya. Itu namanya keberpihakan," ujarnya.
Zulhas juga bicara soal rencana besar pemerintah membangun pusat industri garam nasional di NTT. Dia mengatakan bangsa yang kuat dimulai dari urusan pangan.
"Kalau kita mau bangsa ini kuat, mulai dari pangan. Petani, nelayan, dan rakyat desa harus jadi produsen yang dihormati," ujarnya.
(bel/haf)