Menteri Transmigrasi RI M Iftitah Sulaiman Suryanagara dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kunjungan yang berlangsung selama dua hari ini bertujuan untuk meninjau implementasi program transmigrasi prioritas yang meliputi penyerahan lahan kepada warga, penguatan fasilitas umum, serta dukungan terhadap pengembangan ekonomi lokal melalui ekspor komoditas unggulan.
"Pada hari pertama, Jumat (18/7), Menteri akan mengunjungi Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Agenda dimulai dengan peninjauan lokasi pembangunan Mess Patriot di Desa Kabuloan, Kecamatan Kalukku, sekaligus dialog bersama masyarakat transmigran," ujar Satgas Komunikasi Publik Yoyo Budianto, dalam keterangan tertulis, Jumat (18/7/2025).
Setelah menunaikan salat Jumat di Masjid Raya Suada, Iftitah dijadwalkan membuka Retreat Pemprov Sulbar yang dilaksanakan di Korem 142/Tatag. Kegiatan ini mengangkat tema pembangunan daerah berbasis transmigrasi dan penguatan wilayah prioritas sebagai motor pertumbuhan ekonomi regional.
Yoyo mengatakan Iftitah akan menghadiri pelepasan simbolis ekspor komoditas kakao ke Jepang yang digelar di halaman Hotel Maleo pada sore hari. Momentum ini merupakan bagian dari upaya mendorong peran kawasan transmigrasi sebagai pusat produksi dan pengolahan komoditas unggulan ekspor.
"Malam harinya, Menteri akan memimpin Rapat Koordinasi Dinas Transmigrasi Provinsi Sulawesi Barat, sekaligus menyerahkan DIPA dan rencana kerja kepada tujuh satuan kerja serta bantuan sarana dan prasarana kepada enam kabupaten penerima program transmigrasi," kata Yoyo.
Pada Sabtu (19/7), kunjungan dilanjutkan ke Provinsi NTT, dengan titik utama di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat Daya. Di Desa Laindeha, Kecamatan Melolo, Menteri dijadwalkan berdialog dengan warga transmigran dan menyerahkan 400 bidang tanah untuk transmigran SP 1 dan SP 2 Laimbua.
"Selain itu, Kementerian juga akan menyalurkan bantuan sarana ibadah dan fasilitas olahraga untuk masyarakat sekitar," imbuh Yoyo.
Agenda kunjungan berlanjut ke Desa Kodi Laura, Kabupaten Sumba Barat Daya, untuk meninjau pembangunan toilet di SDN Bondo Kawongo dan rehabilitasi bangunan SMPN 5 Kodi. Fasilitas toilet sekolah, lanjut Yoyo, merupakan kebutuhan dasar yang sering luput dari sorotan, namun justru menjadi indikator penting dalam membangun peradaban yang sehat dan bermartabat.
"Ketersediaan sanitasi yang layak berpengaruh langsung terhadap kualitas belajar, kesehatan anak-anak, serta martabat lingkungan pendidikan-terutama di kawasan yang masih menghadapi keterbatasan infrastruktur dasar," tutur Yoyo.
Melalui pembangunan fasilitas ini, Kementrans ingin memastikan kawasan transmigrasi bukan hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga tangguh secara sosial dan manusiawi. Rangkaian kunjungan ini merupakan bagian dari upaya kementerian dalam memastikan pelaksanaan program berjalan tepat sasaran, inklusif, dan berkelanjutan.
"Dengan pendekatan partisipatif dan kehadiran langsung di lapangan, pemerintah berupaya menjadikan transmigrasi sebagai instrumen strategis dalam menjawab tantangan akses tanah, pendidikan, dan ekonomi di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar," pungkasnya.
Simak juga Video 'Mentrans Temui Jaksa Agung, Minta Pendampingan Demi Cegah Korupsi':
(akn/ega)