Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mengundang para pengusaha untuk berinvestasi di kawasan transmigrasi. Ia menegaskan menanamkan investasi di kawasan transmigrasi diperbolehkan atau dilegalkan melalui izin pelaksanaan transmigrasi (IPT).
"Bila di Kementerian Kehutanan ada izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) maka di Kementerian Transmigrasi namanya IPT," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (27/10/2025).
Hal tersebut disampaikan saat dirinya menjadi narasumber diskusi di Rapat Kerja Nasional IV Kamar Entrepreneur Indonesia (KEIND). Rapat bertema 'Sinergi, Inovasi, Digitalisasi, dan Kewirausahaan Dalam Perdagangan Global Untuk Indonesia Tangguh', itu digelar di Kota Yogyakarta, kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Viva Yoga mengatakan banyak potensi yang bisa dikembangkan di kawasan transmigrasi mulai dari peternakan, perikanan, perkebunan, pertambangan, dan pariwisata. Kementerian Transmigrasi saat ini pun sudah memberikan IPT kepada beberapa perusahaan untuk memanfaatkan kawasan transmigrasi sesuai perjanjian yang dilakukan.
Di Kawasan Transmigrasi Melolo, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya, terdapat perusahaan Sumba Manis yang memproduksi gula. Adapun dulunya kawasan transmigrasi itu merupakan lahan tandus, namun akhirnya bisa diubah menjadi lahan subur bagi tanaman tebu
"Pastinya di sana ada perkebunan tebu," paparnya.
Tidak jauh dari Melolo, ada Kawasan Transmigrasi Lewah. Beda degan Melolo yang panas, Lewah yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut memiliki iklim yang dingin.
"(Iklimnya) seperti Bogor," ujarnya.
Viva Yoga menambahkan, potensi ini akan dikembangkan menjadi peternakan sapi pedaging dan perah. "Sudah ada investor dari Brasil yang berkeinginan membuka peternakan di sana," ucap mantan Anggota Komisi IV DPR itu.
Tidak hanya di NTT, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah juga memiliki kawasan transmigrasi yang menarik para investor untuk menanamkan investasi industrialisasi kakao. "Potensi petani kakao di dua provinsi itu sangat luar biasa," tuturnya.
Dalam mengundang pengusaha atau investor, ditegaskan oleh Viva Yoga bahwa Kementrans menggunakan prinsip keterbukaan. "Siapa yang serius dan cepat, mereka yang akan segera mendapat izin", tegasnya.
Ia mengatakan adanya industrialisasi di kawasan transmigrasi akan menguntungkan semua pihak. Terbelih ada banyak kepala daerah yang ingin kawasan transmigrasi berkembang dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, jalan untuk menuju ke sana salah satunya melalui industrialisasi.
"Ketika ada industrialisasi maka akan menciptakan lapangan kerja bagi transmigran dan masyarakat lainnya. Ada multiplier effect," tambahnya.
Viva Yoga menilai mengundang pengusaha untuk menanamkan investasi merupakan cara inovatif dan kreatif untuk mempercepat pembangunan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
"Bila hanya mengandalkan APBN dan APBD kemampuannya terbatas," pungkasnya.
Tonton juga video "Mentrans Kirim 2.000 Peneliti Kembangkan Kawasan Transmigrasi" di sini:
(akn/ega)










































