Cerita Siswa Sekolah Rakyat di Sleman Ingin Jadi Bupati dan Dokter

Kathleen Bong - detikNews
Kamis, 17 Jul 2025 15:13 WIB
Foto: dok. Kemensos
Jakarta -

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) melakukan peninjauan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman, Yogyakarta. Dalam kunjungannya, dua orang siswa menyampaikan aspirasi dan kepuasan mereka atas Sekolah Rakyat.

Ikhsan Fajar Susandi (16) mengaku memiliki cita-cita menjadi bupati demi bisa membantu banyak orang. Impian itu disampaikannya langsung kepada Gus Ipul saat ditanya mengenai cita-citanya.

"Ingin jadi bupati," kata Ikhsan dalam keterangannya, Rabu (17/7/2025).

Jawabannya disambut tepuk tangan meriah dari teman-temannya. Sebagai ketua kelas, jiwa kepemimpinan Ikhsan sudah terlihat sejak awal. Ia menjelaskan bahwa motivasinya menjadi bupati adalah untuk membangun rumah sakit di daerahnya.

"Dua tahun lalu, menjelang Idul Fitri, ada tetangga saya yang sakit kanker di bagian lutut. Selama dua tahun itu tidak bisa jalan dan bengkak. Lalu, waktu malam takbiran, beliau meninggal. Saya harap, kalau saya jadi bupati, bisa membangun rumah sakit di daerah saya," ungkapnya.

Ikhsan tinggal di Clapar III, Kelurahan Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kulon Progo. Ia mengatakan, banyak lansia di daerahnya yang kesulitan mengakses fasilitas kesehatan karena jaraknya yang jauh.

"Jadi saya harap kalau berkesempatan jadi bupati, bisa bangun fasilitas kesehatan yang memadai," tambahnya.

Berasal dari keluarga sederhana, ayah Ikhsan bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ibunya berjualan tempe benguk, makanan khas Kulon Progo yang dibuat dari biji koro benguk hasil fermentasi.

"Kalau penghasilan ibu dari berjualan itu biasanya bersihnya Rp 50 ribu tiap dua hari kalau ramai," kata Ikhsan.

Sekolah Rakyat menjadi harapan besar Ikhsan untuk mengubah kondisi ekonomi keluarganya sekaligus menjadi jalan meraih cita-cita mulianya.

Sejak mengikuti MPLS sejak Senin (14/7), Ikhsan merasa percaya diri bisa mengubah nasibnya. Ia didukung lingkungan sekolah yang nyaman dan ramah, baik dari guru maupun teman-teman.

"Pertama itu saya deg-degan karena belum tahu tempatnya seperti apa. Seiring berjalannya waktu, jadi tahu orang-orangnya ramah, guru-gurunya ramah," terangnya.

Tak hanya Ikhsan, Mutiara Hanifah (16) juga memiliki impian menjadi dokter agar bisa membantu masyarakat sekitarnya.

"Karena di sekitar itu banyak yang sakit, kebetulan ibu saya juga lagi sakit," kata Muti.

Muti, sapaannya, berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai buruh harian lepas dengan penghasilan yang tidak menentu. Ia tinggal di rumah kontrakan di Sleman bersama ayah, ibu, dan dua saudaranya.

Dengan adanya Sekolah Rakyat, Muti berharap dapat meringankan beban orang tuanya.

"Karena kan mereka (orang tua) masih ada tanggungan adik saya yang masih kecil. Saya ingin membanggakan orang tua, ingin membuat mereka tersenyum kembali," ucapnya.

Menurut Muti, suasana Sekolah Rakyat sangat mendukung. Ia merasa diterima oleh teman-teman yang solid dan guru-guru yang perhatian.

"Teman-temannya baik, bisa diajak solid. Kita sudah menganggap jadi satu saudara. Gurunya juga baik dan perhatian. Lalu, fasilitasnya sudah cukup baik juga," tuturnya.

Sebagai informasi, SRMA 20 Sleman saat ini memiliki 75 siswa dengan jenjang SMA. Untuk mendukung proses pembelajaran dan pendampingan, terdapat 14 wali asuh yang bertugas selama 24 jam, serta 2 wali asrama. Sementara itu, proses pembelajaran dibimbing oleh 17 guru dengan berbagai mata pelajaran yang diampu.

Simak juga Video: Mensos Tegaskan Ijazah Sekolah Rakyat Setara dengan Sekolah Formal




(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork