Suhu dingin masih menyelimuti sebagian wilayah Jabodetabek akhir-akhir ini meski sudah masuk musim kemarau. BMKG mengungkap penyebabnya.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menyampaikan cuaca dingin terasa sejak akhir Juni hingga awal bulan Juli ini. Suhu terasa lebih dingin pada malam hingga pagi hari.
Pada akhir Juni kemarin, suhu udara tercatat lebih rendah dari kondisi normal terutama pada malam hingga dini hari. Suhu udara di Jabodetabek tercatat di bawah 23 derajat celcius pada akhir Juni.
Pada saat itu, Andri menyampaikan kombinasi curah hujan dan tutupan awan tebal sepanjang hari menyebabkan pemanasan permukaan tidak berlangsung optimal. Sinar matahari juga terhalang lapisan awan tebal, sehingga tanah dan udara di sekitar tidak memperoleh cukup energi panas.
Proses turunnya hujan juga menunjukkan adanya aliran udara dari lapisan atas atmosfer menuju ke bawah (downdraft), yang membawa udara dingin ke permukaan. Andri mengatakan suhu yang rendah itu bertahan lama karena kelembapan udara tinggi dan embusan angin yang pelan.
(idn/idn)