Fenomena Bediding Bikin Suhu Dingin di Musim Kemarau, Ini Penjelasannya

Fenomena Bediding Bikin Suhu Dingin di Musim Kemarau, Ini Penjelasannya

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Kamis, 10 Jul 2025 11:22 WIB
Portrait of a sleeping sick flu young woman asian at home. Pandemic 2019 Coronavirus 2019-nCoV Concept.
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/RossiAgung)
Jakarta -

Suhu udara terasa lebih dingin di malam hingga pagi hari meski Indonesia sedang memasuki musim kemarau. Fenomena ini dikenal dengan istilah bediding, atau dalam bahasa Jawa disebut mbedhidhing, dan umum terjadi di sejumlah wilayah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena ini sebagai hal yang wajar terjadi saat puncak kemarau. Penurunan suhu ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor atmosferik, mulai dari minimnya tutupan awan, kelembapan udara yang rendah, hingga adanya aliran angin kering dari Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Faktor Penyebab Suhu Dingin di Musim Kemarau

Menurut BMKG, fenomena bediding berkaitan erat dengan kondisi atmosfer yang umum terjadi saat kemarau. Pada periode ini, curah hujan berkurang dan langit cenderung cerah, yang berarti tidak banyak awan yang menahan panas. Akibatnya, panas dari permukaan bumi lebih mudah dilepaskan ke atmosfer pada malam hari, menyebabkan suhu turun drastis menjelang pagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi kering ini juga menyebabkan uap air di permukaan bumi sangat sedikit. Uap air berperan menyimpan panas di atmosfer. Ketika kandungan uap air rendah, tidak ada media yang cukup untuk menahan panas radiasi balik dari bumi. Akibatnya, udara di dekat permukaan pun ikut mendingin.

Fenomena ini makin terasa saat angin muson timur dari Australia bertiup melewati wilayah Indonesia bagian selatan. Angin tersebut bersifat dingin dan kering karena berasal dari Benua Australia yang tengah mengalami musim dingin. Dampaknya sangat terasa di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana suhu pada malam hingga pagi hari dapat turun lebih rendah dibanding wilayah lain.

ADVERTISEMENT

Meski pagi hari terasa dingin, suhu udara akan meningkat tajam saat siang karena minimnya awan membuat radiasi matahari langsung mencapai permukaan bumi. Inilah sebabnya bediding biasanya disertai siang yang terik, kondisi khas musim kemarau di Indonesia.

Suhu Dingin Tidak Berkaitan dengan Aphelion

BMKG menegaskan bahwa fenomena suhu dingin di musim kemarau tidak berkaitan dengan aphelion, yaitu posisi saat bumi berada di titik terjauh dari matahari dalam orbit tahunannya. Meski aphelion terjadi pada sekitar bulan Juli, pengaruhnya terhadap suhu di permukaan bumi sangat kecil.

Jarak bumi ke matahari saat aphelion hanya berbeda sekitar 3 persen dibanding saat perihelion. Perbedaan ini tidak cukup signifikan untuk menyebabkan perubahan suhu udara secara ekstrem. Suhu yang turun di Indonesia lebih dipengaruhi oleh dinamika atmosfer seperti angin muson, kelembapan rendah, serta tutupan awan yang sedikit.

Prediksi BMKG: Sampai Kapan Suhu Dingin Terjadi?

BMKG memperkirakan fenomena suhu dingin atau bediding akan berlangsung hingga puncak musim kemarau berakhir, yaitu sekitar Agustus hingga awal September. Setelah periode tersebut, suhu udara akan kembali menghangat seiring datangnya masa peralihan menuju musim hujan.

Namun, BMKG juga mencatat bahwa musim kemarau tahun ini tergolong tidak biasa. Dalam rilis resminya, BMKG menyebut sebagian besar wilayah Indonesia mengalami kemarau basah, yaitu musim kemarau dengan curah hujan di atas normal akibat pengaruh suhu muka laut yang tetap hangat dan gelombang atmosfer aktif. Kondisi ini diprediksi berlangsung hingga Oktober 2025 dan berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, terutama di wilayah yang masih sering diguyur hujan.

Simak juga Video 'Kata BMKG soal Banyak Daerah Hujan Lebat Meski Sudah Kemarau':

(wia/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads