Kepala Basarnas Curhat ke DPR, Operasi SAR Sering Dinilai Lambat

Kepala Basarnas Curhat ke DPR, Operasi SAR Sering Dinilai Lambat

Anggi Muliawati - detikNews
Senin, 07 Jul 2025 16:00 WIB
Komisi V DPR melaksanakan rapat dengar pendapat dengan Basarnas hingga BMKG membahas evaluasi APBN 2025 hingga anggaran 2026 di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025).
Rapat kerja bersama Komisi V DPR (Adrial Akbar/detikcom)
Jakarta -

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syafi'i curhat ke DPR lantaran operasi SAR-nya kerap dianggap lambat dan tidak tepat. Syafi'i mengatakan sistem deteksi dini yang dimiliki Basarnas saat ini pun telah rusak.

Hal itu disampaikan Syafi'i dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025). Syafi'i mengatakan deteksi dini yang terganggu menjadi kendala dalam pelayanan masyarakat.

"Saat ini pelaksanaan operasi SAR sering dianggap tidak cepat, tepat, dan tidak terkoordinasi. Fungsi deteksi dini saat ini sudah mulai terganggu, dan masyarakat sangat membutuhkan layanan publik, khususnya jaminan keselamatan," ujar Syafi'i.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syafi'i mengatakan Basarnas bukan hanya lembaga administrasi. Namun, kata dia, Basarnas lebih mengarah pada lembaga operasional. Karena itu, menurutnya, jika terdapat keterlambatan dari Basarnas, akan mengancam nyawa korban.

"Setiap waktu keterlambatan, setiap sarana dan prasarana yang tidak siap, dan setiap kemampuan yang tidak terjaga, bisa berarti jiwa terancam melayang, yang seharusnya bisa diselamatkan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Syafi'i mengatakan peringkat Basarnas mengalami penurunan sejak 2023. Dia mengatakan, pada 2025, peringkat Basarnas turun ke posisi 8.

"Peringkat SAR Indonesia sesuai Asia Pacific SAR Plan Implementation mengalami penurunan berturut-turut. Indonesia sempat pada posisi 5 besar, yaitu tahun 2023, setelah Singapura, Amerika, Australia, dan Vietnam," jelasnya.

"Selanjutnya, tahun 2024 tergeser ke posisi 6, setelah Singapura, Amerika, Australia, Vietnam, Hong Kong, China. Dan tahun 2025 ini juga mengalami penurunan ke posisi 8," sambung dia.

Sebagai informasi, kinerja Basarnas menjadi sorotan setelah insiden jatuhnya turis Brasil di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Penanganan terhadap Juliana yang dianggap lambat membuat netizen Brasil bersuara.

Simak juga Video: Cerita Tim SAR Bermalam dengan Jenazah Juliana Marins

(amw/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads