Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, tercatat telah mengalami erupsi sebanyak lima kali. Tinggi letusan hingga 900 meter di atas puncak gunung berapi pada pagi ini.
Dilansir Antara, Sabtu (7/56/2025), Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, mengatakan erupsi pertama terjadi pada pukul 02.41 WIB. Dia mengatakan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara, serta erupsi dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 154 detik.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 06.27 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak. Dia menyebut kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," kata Liswanto.
Liswanto mengatakan erupsi ketiga terjadi pukul 07.20 WIB. Dia menyebut tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Kemudian, Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 08.16 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Liswanto menjelaskan jelang delapan menit kemudian, tepatnya pukul 08.24 WIB, Gunung Semeru erupsi kembali dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Selanjutnya pada pukul 08.59 WIB, gunung tersebut kembali erupsi dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Liswanto mengatakan Gunung saat ini Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi. Di antaranya, masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal itu dikarenakan berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Selain itu, dia mengatakan masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru. Dia mengatakan hal itu lantaran rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Lebih lanjut, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, dan potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Lihat juga Video 'Siswa SD di Lumajang Terobos Aliran Lahar Semeru Demi Ikut Ujian':
(amw/imk)