Banda Aceh - Bunyinya tiga sirene Tsunami Early Warning System (Peringatan Dini Tsunami) pada Senin lalu di sejumlah tempat di Banda Aceh dan Aceh Besar diduga karena SMS (pesan singkat) delay yang disampaikan operator ke perangkat sirene. SMS yang dikirimkan operator ke sirene tersebut dilakukan ketika BMG melakukan uji coba perangkat sirene tersebut sehari sebelumnya. "Sebelum kita melakukan uji coba, kita sudah mengirimkan surat ke Pemda NAD. Sejak Februari, kemudian Maret dan juga April lalu. Pada 4 Juni lalu, kita melakukan uji coba terhadap alat tersebut. Waktu itu, alat memang kita off-kan. Setelah uji coba, alat tersebut kita on-kan kembali," terang Kepala BMG pusat Sri Woro Budiati Hardjono dalam jumpa pers di kantor Walikota Banda Aceh, Jl. Abu Lam U, Kamis (07/07/2007) sore. Karena pengaktifan sirene tersebut lewat SMS, kemungkinan menurut Sri, SMS yang dikirim oleh dua operator yaitu Telkomsel dan Indosat, kemungkinan terkirim lagi ketika sirene sudah dalam posisi diaktifkan. "Mungkin saudara-saudara juga sering menerima SMS dengan pesan yang sama berkali-kali, atau menerima SMS yang sudah kadaluarsa. Jadi, kira-kira seperti itu dugaan kita sementara," ujar dia. Sebagaimana diketahui Tsunami Early Warning System yang kini dipasang di Aceh, Padang dan Bali, pengaktifannya dipicu setelah sebuah alat yang ditempatkan di lautan mengirimkan sinyal ke satelit setelah terjadi gempa. Alat tersebut juga dapat mengirimkan data apakah gempa tersebut berpotensi memicu tsunami. Kemudian satelit ini akan mengirimkan perintah ke Tsunami Early Warning System lewat SMS, yang dikendalikan dari Medan dan Jakarta. Durasi yang dibutuhkan alat tersebut untuk mentransfer data diperkirakan sekitar 8 menit dari kejadian. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata Sri, pihaknya akan memberikan alat berupa Radio Internet (Ranet) kepada Pemda di Aceh. System Ranet ini selain lebih efektif juga dapat difungsikan di daerah masing-masing. Sejauh ini, untuk Aceh akan dipasang di kantor gubernur NAD, kantor Walikota Banda Aceh, Meulaboh, dan Sinabang. Ranet ini merupakan sumbangan dari NOAA, Amerika. Alat selanjutnya akan selalu memberikan informasi dari BMG lewat faksimili, internet, SMS, telepon secara satu arah yang juga dikendalikan lewat satelit.
Peta Kesiapan Tetapi, dia juga meminta agar pihak Pemda proaktif dalam menyiapkan Peta Kesiapan. Yang dimaksud dengan Peta Kesiapan adalah disiapkannya lokasi server, lokasi pemasangan sirene, pelatihan evakuasi paska gempa yang berpotensi tsunami secara terstruktur, membuat peta evakuasi di kawasan pantai, membuat jalan khusus untuk evakuasi serta membuat shelter bagi para pengungsi. Disebutkan dia, hal ini sudah disampaikannya kepada Depdagri, agar Pemda-pemda yang rawan bencana gempa dan tsunami menyiapkan salah satu dari Peta Kesiapan ini mulai 2008 mendatang. Ditambahkan dia juga, pemberitaan tentang terjadinya gempa dan tsunami di kawasan timur Indonesia yang dilansir salah satu jaringan TV internasional tidak benar. "Belum ada teknologi atau software yang bisa mendeteksi gempa, apalagi diketahui tanggal dan lokasinya. Memang gempa akan terjadi, tapi kita tidak tahu kapan akan terjadinya," tandas Sri.
(ray/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini