72 Ribu Orang Terkena TBC di Banten, Andra Soni Minta Pengecekan Dimasifkan

72 Ribu Orang Terkena TBC di Banten, Andra Soni Minta Pengecekan Dimasifkan

Arief Ikhsanudin - detikNews
Selasa, 29 Apr 2025 19:21 WIB
Gubernur Banten Andra Soni dalam peluncuran Skrining TBC 2025 di Sport Center Indomilk, Kabupaten Tangerang (Arief/detikcom)
Gubernur Banten Andra Soni dalam peluncuran Skrining TBC 2025 di Sport Center Indomilk, Kabupaten Tangerang (Arief/detikcom)
Tangerang -

Pemprov Banten menemukan 72 ribu kasus baru tuberculosis (TBC) pada 2024. Mereka bertekad menemukan lebih banyak kasus baru TBC pada 2025.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, menjelaskan pihaknya telah melakukan 120 ribu pengujian TBC. Hasilnya, ditemukan sekitar 72 ribu orang yang mengidap TBC.

"Temuan kita tahun 2024 melebihi 100 persen dari target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, yaitu 72 ribu kasus di Banten dari target 50 ribu kasus yang ditetapkan pemerintah pusat. Jadi, kinerja kita jauh lebih tinggi," ucap Ati usai peluncuran Skrining TBC 2025 di Sport Center Indomilk, Kabupaten Tangerang, Selasa (29/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harapannya, di era Pak (Gubernur) Andra Soni, pencapaian harus melebihi target tahun 2024," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Banten, Andra Soni, mengatakan bahwa temuan kasus TBC di Provinsi Banten cukup tinggi. Namun, hal itu merupakan indikator baik yang membuktikan kinerja maksimal dari Dinas Kesehatan.

ADVERTISEMENT

"Provinsi Banten salah satu yang menemukan kasus baru TBC terbanyak, artinya kinerja Dinas Kesehatan dalam posisi maksimal," ujarnya.

Andra meminta petugas Dinas Kesehatan untuk terus masif dalam menemukan penderita TBC. Pengidap TBC akan diobati hingga sembuh.

"Kita akan optimalkan, dan temuan baru tuberkulosis di Banten harus terus ditemukan dalam rangka TOS TB, Temukan, Obati, Sampai Sembuh. Insyaallah akan kita masifkan," ujarnya.

Andra juga mengakui bahwa salah satu kendala program ini adalah paradigma buruk di masyarakat. Banyak masyarakat enggan memeriksakan kesehatannya, padahal TBC merupakan penyakit menular dan berbahaya.

"Karena memang ada paradigma di masyarakat bahwa mereka takut memeriksakan kesehatannya. Padahal harus kita promosikan, 'lebih baik mencegah daripada mengobati.' Kalau ditemukan mengidap TBC, ya harus diobati," ujarnya.

'Simak juga Video: Prabowo Subianto Ungkap Pemicu Kasus TBC di RI Tinggi'

(aik/azh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads