Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan untuk Indonesia di Jakarta membuka diri untuk warga yang ingin menyampaikan belasungkawa dan doa untuk mendiang pemimpin tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus. Warga hingga pejabat tanpa putusnya mendoakan Paus yang wafat pada usia 88 tahun.
Kedubes Vatikan di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, dibuka sejak Selasa (22/4/2025) lalu untuk warga yang ingin mendoakan Paus Fransiskus. Pada Rabu (23/4), warga sudah antre di depan Kedubes Vatikan untuk menunggu giliran menyampaikan belasungkawa.
Sekitar pukul 10.25 WIB, di tengah cuaca terik panas sinar matahari, warga mengantre masuk ke area Kedubes Vatikan sambil menggunakan payung. Sejumlah warga terlihat menggunakan pakaian berwarna hitam, karangan bunga duka cita juga terlihat di depan gedung Kedubes Vatikan.
Bersama anak murid-murid sekolahnya, Suster Hedwigis, datang berdoa untuk Paus dengan tujuan agar lebih mengenal sosok pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu. Rombongan dari SD Santo Fransiskus III Kayu Putih ini ingin mengenalkan Paus kepada muridnya.
"Yang kami ajarkan memang semangat sekolah kami ya, sekolah kami Santo Fransiskus, sama dengan nama beliau, sehingga itu menjadi salah satu motivasi utama kami supaya anak-anak kenal beliau," tutur Hedwigis saat ditemui di depan gedung Kedubes Vatikan.
Murid-murid itu hadir menggunakan baju sekolah Pramuka. Menurut Hedwigis, nilai-nilai toleransi serta empati yang diajarkan dalam Pramuka sama dengan apa yang diajarkan Paus Fransiskus.
"Di dalam pelajaran Pramuka, mereka diajarkan untuk tinggal rasa toleransi lalu juga berempati terhadap orang lain. Kebetulan hari ini hari Rabu pas hari pemakai baju Pramuka juga," tutur Hedwigis.
Hedwigis juga menceritakan suasana Kedubes Vatikan saat berdoa untuk Paus Fransiskus. Ia mengatakan suasana di dalam Kedubes Vatikan sangat tenang dan semuanya khusyuk memberikan doa bagi Paus.
"Jadi di dalam itu penuh doa ya, jadi di dalam itu ada Rosario tidak berhenti. Lalu kami duduk juga antre tenang, semua tenang tidak ada yang berisik-berisik," tutur Hedwigis.
Hedwigis mengatakan tidak diperkenankan untuk berfoto saat berada di dalam Kedubes Vatikan. Namun, saat Duta Besar Vatikan melihat anak-anak muridnya menggunakan baju Pramuka, mereka diperkenankan untuk foto bersama.
"Lalu tidak boleh ambil foto juga kalau pas bertemu dengan Duta Besar, kami menulis pesan singkat, umumnya diminta doa atau pesan-pesan, lalu kami, karena kami pakai baju Pramuka, jadi kami boleh foto sama duta besar, kalau nggak lewat," tutur Hedwigis.
(rfs/fca)