Kiprah Eks Dirtipidnarkoba Bareskrim Ungkap Narkoba, Naik Pangkat Jadi Irjen

Rumondang Naibaho - detikNews
Senin, 31 Mar 2025 23:05 WIB
Halaman ke 1 dari 2
Mantan Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri naik pangkat jadi irjen. (Foto: dok. Istimewa
Jakarta -

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menaikkan pangkat puluhan perwira menengah (pamen) dan perwira tinggi (pati) Polri. Total ada 38 pamen dan pati Polri yang naik pangkat menjadi Komjen, Irjen, dan Brigjen.

Upacara Korps Raport digelar di Mabes Polri, Minggu (30/3/2025). Kenaikan pangkat tersebut berdasarkan Surat Telegram Nomor STR/818/III/KEP./2025 tertanggal 27 Maret 2025.

"Iya hari ini Bapak Kapolri memimpin Upacara Korps Raport 38 Pati, terdiri 2 Komjen, 10 Irjen, dan 26 Brigjen," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho melalui keterangannya, Minggu (30/3).

Sandi mengatakan Korps Raport ini merupakan komitmen Kapolri kepada personel yang telah berdedikasi. Sehingga, diharapkan dapat menjadi motivasi anggota untuk selalu bekerja maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Dari 38 pati yang naik pangkat, salah satunya adalah Brigjen Mukti Juharsa yang naik pangkat menjadi Irjen. Mukti Juharsa mendapatkan promosi job bintang 2 sebagai Widyaiswara Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat 1 Sespim Lemdiklat Polri sejak Maret 2025.

Sebelumnya, Mukti Juharsa menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri. Selama menjabat sebagai Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri, Irjen Mukti Juharsa banyak menorehkan sejumlah prestasi.

Jaringan Fredy Pratama

Pada medio September 2023, Mukti Juharsa yang saat itu menjabat sebagai Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri membongkar peredaran narkoba jaringan Fredy Pratama dalam operasi escobar.

"Ya ini nama operasinya sandi escobar. Sandi operasi escobar. Bukan dia (Fredy Pratama) Escobar, dia biasa aja," kata Mukti saat jumpa pers di Mabes Polri, Selasa (12/9/2023).

Fredy Pratama merupakan gembong narkoba yang mengendalikan jaringannya di 14 provinsi, meliputi wilayah Sumatera Utara, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Dia diburu sejak 2014 dan hingga saat ini belum tertangkap.

Fredy Fratama saat ini diketahui masih berada di Thailand. Fredy terakhir melintas di Indonesia pada November 2014. Sejak 2014 tersebut, Fredy Pratama tidak terdata masuk ke Indonesia. Namun polisi mendapatkan informasi Fredy Pratama termonitor ke beberapa negara.

"Perjalanan dia bolak-balik hanya termonitor di Thailand, Malaysia, Singapura, Myanmar, dan Laos," kata Mukti saat itu.

Jaringan Fredy Pratama masih aktif mengirimkan narkoba di Indonesia. Beberapa di antaranya sudah ditangkap, antara lain selebgram Adelia asal Lampung. Selebgram yang memiliki nama lengkap Adelia Putri Salma bersama suaminya, David, ini berperan sebagai pengedar sabu dan ekstasi di wilayah barat dan timur Indonesia.

Kemudian, Muhammad Rivaldo Miliandri G Silondae alias Kif yang berperan sebagai operator pengendali peredaran narkoba ke wilayah barat Indonesia. Cakupan peredaran narkobanya adalah Pulau Sumatera dan Jawa. Ada juga inisial WJ yang berperan sebagai operator pengendali peredaran narkoba ke wilayah timur Indonesia. Cakupan peredaran narkobanya adalah Pulau Kalimantan dan Sulawesi.

Jaringan Fredy Pratama ini juga melibatkan seorang polisi bernama Andri Gustami. Mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan yang telah dipecat ini membantu melancarkan pengiriman narkoba yang melewati Pelabuhan Bakauheni. Andri berhubungan langsung dengan Muhammad Rivaldo Miliandri G Silondae alias Kif yang merupakan tangan kanan Fredy Pratama.

Hingga Mei 2024, sejumlah aset terkait jaringan Fredy Pratam telah disita. Nilai aset tersebut mencapai Rp 432,20 miliar.

"Total penyitaan aset dari jaringan Fredy Pratama senilai Rp 432,20 M," kata Kasatgas Penanggulangan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P3GN) Irjen Asep Edi Suheri dalam konferensi pers, Senin (6/5/2024).

Selain sejumlah aset yang disita, Asep menyebut, dari jaringan Fredy Pratama, polisi telah menetapkan 60 orang sebagai tersangka sejauh ini.

"Total tersangka yang diamankan oleh satgas P3GN sebanyak 60 orang, di mana di antaranya 4 orang tersangka pada kasus laboratorium gelap di Sunter. Tahap 2 sebanyak 45 tersangka, P-19 sebanyak 1 tersangka atas nama Bayu Firmandi, proses penyidikan sebanyak 14 orang," ungkap Asep.

Aset-aset itu antara lain berupa apartemen, tanah dan bangunan, uang tunai, uang di rekening bank, serta sejumlah kendaraan bermotor yang disita dari beberapa lokasi.




(mea/jbr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork