Kakorlantas Brigjen Agus Suryonugroho mengaku telah memberikan arahan kepada seluruh polisi lalu lintas (polantas) untuk masuk ke pesantren hingga berbagai komunitas di masyarakat. Para polantas ini diminta untuk menggandeng para santri dalam mengampanyekan tertib berkendara.
Hal itu disampaikan Brigjen Agus saat bertemu dengan KH Nawawi Maksum selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurut Taqwa Bondowoso. Brigjen Agus mengatakan peran pesantren dibutuhkan Korlantas Polri dalam menumbuhkan kebiasaan patuh dalam berkendara di jalan.
"Tadi saya baru kasih pengarahan, saya mengharapkan semua kasat lantas, Direktorat Lalu Lintas harus dekat dengan masyarakat. Masuk pesantren, masuk ke komunitas, Anda tampilkan di sana, berikan contoh terbaik bagaimana kita berkendara di jalan dengan tertib," kata Brigjen Agus dalam keterangan video yang diterima detikcom, Kamis (13/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di era kepemimpinan Bapak Kapolri begitu menekankan kita harus dekat dengan masyarakat dan indikatornya kita sukses itu seberapa dekat dengan masyarakat," sambungnya.
Brigjen Agus mengatakan kampanye tertib berkendara harus melibatkan banyak elemen di masyarakat. Dia menilai pesantren bisa menjadi salah satu jembatan untuk menumbuhkan kesadaran untuk patuh terhadap peraturan lalu lintas.
"Jadi pesantren itu, apalagi nanti Gus yang akan sampaikan. Memang orang bilang nggak suka sama polisi, tapi yang pengin daftar polisi banyak. Polisi itu tugasnya mulia seperti Gus, fenomena itu biasa untuk koreksi tetapi ke depan, dengan Presisi ini, Polri harus bisa hadir di tengah masyarakat," terang Brigjen Agus.
Lebih lanjut Brigjen Agus mengingatkan soal lalu lintas sebagai representasi budaya sebuah bangsa. Dia mengatakan saat lalu lintas yang tertib berkorelasi dengan kepatuhan masyarakat dalam peraturan lainnya.
"Lalu lintas adalah cermin budaya bangsa, kalau lalu lintasnya tertib, oh di sana masyarakatnya tertib. Lalu lintas itu urat nadi kehidupan. Orang bangun tidur mau ke kantor bawa kendaraan, kalau ini tidak ditertibkan, yang tidak pakai helm, yang tidak punya SIM, kan nanti itu sebuah pelanggaran," tutur Brigjen Agus.
(ygs/hri)