RI Jadi Contoh Penerapan Tanggap Darurat Penerbangan 1 Agustus

Jakarta - Indonesia efektif menjadi negara percontohan contingency plan atau tanggap darurat penerbangan pada awal Agustus 2007. Keputusan negara percontohan itu ditetapkan International Civil Aviation Organization (ICAO)."Pada 1 Agustus implementasinya di Indonesia dan negara flight information regional (FIR) di negara yang berdekatan," kata Kasubdit Lalu Lintas Udara Direktorat Keselamatan Penerbangan Dephub M Nasir Usman ketika dihubungi detikcom, Jumat (4/5/2007).Sebelum efektif menjadi negara percontohan, tahap yang harus dilalui adalah mempersiapkan letter of operation agreement atau operator coordinator agreement antara air control center (ACC) Jakarta dengan ACC yang berdekatan dengan Indonesia. ACC yang dimaksud adalah yang ada di Melbourne, Australia; Singapura; Kolombo; Srilanka; Kuala Lumpur, Malaysia; dan Cenai, India."Setelah itu, dilakukan sosialisasi, hasilnya di-acc di negara masing-masing, dan pada bulan Juli, ICAO Bangkok melakukan sosialisasi kepada negara Asia Pasifik lainnya," imbuh Nasir.Sebelumnya, ICAO memilih Indonesia sebagai negara percontohan karena wilayahnya yang luas. Selain itu, posisinya strategis karena menjadi perlintasan penerbangan dari negara lain.Contingency plan sebagai kerjasama antarnegara yang wilayah informasi penerbangannya berdekatan, memang dibutuhkan. Hal itu dimaksudkan sebagai antisipasi, bila ACC sebagai pengatur lalu lintas udara penerbangan domestik maupun asing rusak karena hal-hal yang tidak terduga. Seandainya hal itu terjadi, maka kendali lalu lintas udara bisa dialihkan ke negara terdekat.Kesepakatan tentang contingency plan di Indonesia dilakukan pada 25 hingga 27 April lalu di Kantor AP II, Gedung 600, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten. (nvt/sss)