Pemerintah Provinsi Jakarta menawarkan relokasi sementara ke Wisma Atlet bagi warga korban kebakaran di Kemayoran. Namun tawaran ini menuai pro dan kontra dari warga karena berbagai kekhawatiran dan pertimbangan lainnya.
Seperti diketahui, kebakaran melanda kawasan Kemayoran Gempol, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus), pada Selasa (21/1/2025). Sebanyak 543 rumah warga terdampak, termasuk 607 keluarga dengan 1.797 jiwa harus mengungsi.
Tawaran Relokasi ke Wisma Atlet
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menawarkan kepada warga yang terdampak kebakaran Kemayoran untuk relokasi ke Wisma Atlet. Ini disampaikan Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda Provinsi DKI Jakarta, Afan Adriansyah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menawarkan beberapa titik, warga cenderung menginginkan yang dekat dengan lokasi awal. Ada rusun Wisma Atlet di Danau Sunter yang sedang dalam tahap renovasi," kata Afan Adriansyah dalam keterangan tertulis, Kamis (23/1/2025).
Afan mengatakan proses relokasi korban kebakaran Kemayoran tersebut akan dilakukan apabila warga setuju dan renovasi Rusun Wisma Atlet telah selesai. Dia juga mengatakan hal ini dilakukan untuk menata kawasan permukiman padat.
![]() |
"Kalau warga berminat dan proses renovasi selesai, ini juga bisa menangani permasalahan permukiman padat penduduk di Kemayoran," ujarnya.
Banyak Warga Belum Mau Direlokasi
Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi juga telah meninjau warga korban kebakaran Kemayoran. Dia sempat berdialog dengan beberapa warga dan mendengar banyak dari mereka yang mengaku belum mau direlokasi.
"Kami tawarkan kepada warga, gimana kita relokasi ke rusun yang mungkin bisa disiapkan oleh Pemprov Jakarta atau sebagainya. Sebagian besar, atau bahkan saya belum menemukan yang setuju, lewat RT, RW, LMK, dan warga menyarankan bahwa mereka ingin pindah ke lokasi yang semula," katanya setelah meninjau korban kebakaran Kemayoran, Kamis (23/1/2025).
Teguh mengatakan sebagian warga saat ini tengah mengungsi di Polres Metro Jakarta Pusat. Namun mereka tidak bisa terus-menerus berada di sana.
"Kami juga tanya sebenarnya, ini kan ruang kantor polisi, ruang publik, pelayanan. Ada jalan-jalan, juga ruang publik dipakai untuk pengungsi. Pastinya kan ini hal yang harus kita jaga," ujar Teguh.
Warga yang Tak Setuju Direlokasi
Seorang warga RT 3 RW 4 bernama Tjukup (70) mengatakan tidak setuju dengan rencana pemerintah kali ini yang hendak merelokasi warga ke Wisma Atlet. Dia ingin bertahan di tempat yang sudah ditinggalinya sejak umur 3 tahun.
"Saya sudah dari kecil di sini. Nggak bisa saya tinggal di sana (Wisma Atlet). Wisma cuma sekotak, keluarga saya banyak, kececer nanti," kata Tjukup saat ditemui detikcom di lokasi, Sabtu (25/1/2025).
Tjukup meminta pemerintah membangunkan rumah di tanah yang sama atau memberikan bantuan atau subsidi untuk membangun rumah kembali. Sebelum kebakaran, rumah Tjukup dibangun dua lantai ditinggali tiga keluarga. Ada 9 jiwa yang tinggal di rumahnya, mulai anak, menantu, hingga cucu.
Senada dengan Tjukup, warga RT 3 RW 4 bernama Konan (73) juga berharap tempat tinggalnya saat ini bisa dibangun kembali. Dia tak mau direlokasi ke Wisma Atlet.
Simak juga video 'Rano Soroti Rumah Triplek & Kedisiplinan Warga soal Kebakaran di Kemayoran':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Kita udah dengar rencana itu, tapi nggak jelas, banyak warga penginnya di sini aja, dibangun lagi. Di sini, saya itu orang paling tua. Udah banyak suka dukanya," kata Konan.
Konan mengaku banyak kehilangan dalam insiden kebakaran kali ini. Rumah dia yang awalnya dua tingkat ambruk, motornya hangus, semua alat elektronik ludes dibakar api.
"Dulu waktu tahun 1970-an, saya juga pernah mengalami kebakaran di sini. Cuma sekarang lebih parah, sampai ujung sana kebakarannya. Semua barang saya juga udah nggak ada yang nyisa," ungkapnya.
![]() |
Ada Warga yang Setuju untuk Relokasi
Lain halnya dengan salah seorang warga RT 4 RW 4 bernama Sukaseno (65), yang mengaku setuju dengan rencana relokasi. Namun nantinya dia akan mengikuti suara warga terbanyak apakah sepakat relokasi atau tidak.
"Belum dengar (rencana Pemprov relokasi). Tapi kalau iya saya ngikut kesepakatan terbanyak saja," kata Sukaseno.
Meski begitu, Sukaseno mengaku lebih nyaman tinggal di rumahnya. Kata dia, bagi lansia, tinggal di rusun akan menyusahkan.
"Di Wisma kan harus naik turun, tempatnya kecil. Di sini sih nyaman," ucapnya.
Simak juga Video 'Rano Soroti Rumah Triplek & Kedisiplinan Warga soal Kebakaran di Kemayoran':