Banjir rob melanda sebagian wilayah Jakarta Utara (Jakut) dalam sepekan terakhir. Warga yang terdampak banjir rob pun mengeluh capek hingga kaki mengkerut karena banjir berhari-hari.
Dirangkum detikcom, Kamis (19/12/2024), banjir rob di pesisir utara Jakut ini sudah terjadi setidaknya sejak Sabtu (14/12) hingga hari ini.
Sementara BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini banjir rob pada 11-20 Desember 2024 akibat adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru. Kondisi ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir rob di wilayah pesisir utara Jakarta.
Warga menceritakan banjir rob biasanya terjadi pada siang dan berangsur surut pada malam. Berikut serba-serbi cerita warga Jakut terkait banjir rob:
Warga Capek Nguras Lumpur gegara Banjir Rob
Warga bernama Emi (36) mengatakan setiap terjadi banjir rob, rumahnya di RT 02/RW 22 Muara Angke, Penjaringan, Jakut, selalu terendam banjir. Menurutnya, lumpur sisa banjir membuat warga membutuhkan air bersih.
"Hari ini banjir mulai naik lagi. Biasa mah jam 6 pagi kemarin. Ini jam 10 baru naik. Mudah-mudahan sih nggak makin naik lagi. Capek banjir terus, kasur kerendem semuanya, nguras dalem, lumpur semua, item. Ngurasnya pakai air bersih biar nggak bau," kata Emi kepada wartawan, Kamis (19/12).
Emi harus merogoh kocek bila ingin mendapat air bersih. Biasanya air bersih itu juga digunakan mandi atau mencuci baju.
"(Kalau air) Ada yang jualan lewat, kemarin dari RW ada bantuan. Ngambil pakai jeriken, pakai ember, kebagian semua," ujarnya.
Dia mengatakan banjir rob melanda kawasan rumahnya sudah hampir sepekan. Dia mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan pangan setiap harinya.
"Nggak bisa masak (sejak kemarin), ini masih mending bisa (hari), kemarin nggak bisa. Kemarin mah ada bantuan nasi kotak, cuma satu, keluarga ada enam, saya doang yang makan, yang lain nggak," jelas dia.
Jika air mulai pasang, barang-barang Emi di rumah ikut tergenang air. Dia menyiasatinya dengan menyusun bata ringan atau hebel agar lemari dan barang lainnya tidak terendam.
(fas/azh)