Mensos Ungkap 11,42% Penyandang Disabilitas di Indonesia Hidup Miskin

Mensos Ungkap 11,42% Penyandang Disabilitas di Indonesia Hidup Miskin

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Selasa, 03 Des 2024 17:03 WIB
Mensos Gus Ipul hadiri acara Hari Disabilitas Internasional (Wilda/detikcom)
Mensos Gus Ipul menghadiri acara Hari Disabilitas Internasional. (Wilda/detikcom)
Jakarta -

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memaparkan ada 11,42 persen penyandang disabilitas yang hidup di bawah garis kemiskinan. Saifullah menyebut kuota kerja untuk penyandang disabilitas sebesar 2 persen untuk instansi pemerintah juga belum terpenuhi.

Hal itu disampaikan Saifullah dalam acara puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Selasa (3/12/2024). Hadir dalam acara ini Wapres Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah menteri, yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai, Menteri Koperasi Budi Arie, serta Wamensos Agus Jabo Priyono.

Dalam sambutannya, Gus Ipul mengakui belum semua penyandang disabilitas mendapat hak pendidikan, pekerjaan, dan kesempatan berkarya tanpa diskriminasi. Hal itu terungkap berdasarkan data dari Komisi Nasional Disabilitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita menyadari belum semua penyandang disabilitas memperoleh akses. Data yang dihimpun oleh Komisi Nasional Disabilitas dari berbagai sumber, mulai Susenas, Regsosek, dan Statistik Pendidikan menunjukkan sebanyak 7 persen dari total penduduk Indonesia mengalami kondisi disabilitas berbagai ragam," kata Saifullah.

Pria yang karib disapa Gus Ipul ini mengatakan ada 11,42 persen penyandang disabilitas hidup di bawah garis kemiskinan. Kemudian, 50 persen anak usia sekolah penyandang disabilitas belum memperoleh pendidikan yang layak hingga kuota kerja untuk penyandang disabilitas yang belum terpenuhi.

ADVERTISEMENT

"Dari data ini, sebesar 11,42 persen orang penyandang disabilitas hidup di bawah garis kemiskinan. Sekitar 71,4 persen penyandang disabilitas masih bekerja pada sektor informal, dan 50 persen anak usia sekolah penyandang disabilitas belum bisa mengenyam pendidikan yang layak," ujarnya.

"Sebanyak 24 persen penyandang disabilitas belum memiliki asuransi kesehatan. Sementara itu, kuota kerja untuk penyandang disabilitas sebesar 2 persen untuk instansi pemerintah dan 1 persen instansi swasta juga belum sepenuhnya terwujud, "imbuhnya.

Gus Ipul mengatakan Kemensos merencanakan empat program untuk memberikan perlindungan dan jaminan sosial kepada penyandang disabilitas. Dia menyebut akan memberikan Makan Bergizi Gratis dua kali sehari kepada 42 ribu orang penyandang disabilitas hingga memberikan bantuan pangan nontunai.

"Pertama, program Makan Bergizi Gratis dua kali sehari kepada 42 ribu orang penyandang disabilitas, yang pelaksanaanya melibatkan kelompok masyarakat. Kedua, sebanyak 428 ribu orang penyandang disabilitas menjadi peserta Program Keluarga Harapan (PKH)," ujarnya.

"Ketiga, ada 588 ribu orang penyandang disabilitas telah mendapatkan Program BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Keempat, terdapat 69 ribu orang menerima Program Asistensi-Rehabilitasi Sosial, " sambungnya.

Tak hanya itu, Gus Ipul mengungkapkan nantinya penyandang disabilitas juga akan diberi Kartu Penyandang Disabilitas (KPD) secara bertahap. Rencananya, kartu ini akan terbit pada 2025.

"Mempersiapkan penerbitan Kartu Penyandang Disabilitas (KPD) secara bertahap sesuai dengan mandat undang-undang guna memudahkan pemberian layanan," katanya.

Lebih lanjut, Gus Ipul menyebut pihaknya juga akan meluncurkan platform digital e-loker untuk penyandang disabilitas.

"Merintis platform digital (semacam e-loker) untuk mempertemukan pemberi dan pencari kerja dari kalangan penyandang disabilitas. Platform ini juga akan memformulakan mekanisme link and match antara kebutuhan pasar dan pendidikan vokasional penyandang disabilitas," pungkas Gus Ipul.

(whn/ygs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads