Kemlu Ungkap 91 WNI Masih Disekap di Wilayah Konflik Myanmar

Kemlu Ungkap 91 WNI Masih Disekap di Wilayah Konflik Myanmar

Rifka Amalia - detikNews
Jumat, 22 Nov 2024 14:00 WIB
Puluhan WNI disekap di Myanmar dan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Status mereka ilegal dan merupakan korban dari penipuan online.
Ilustrasi (Luthfy Syahban/detikcom)
Jakarta -

Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha mengungkap masih ada 91 WNI korban online scam yang disekap di daerah konflik Myawaddy, Myanmar. Kemlu mengaku terus melakukan berbagai upaya untuk memulangkan WNI itu ke Tanah Air.

"Dapat kami update bahwa per hari ini terdapat 91 warga negara kita yang berada di Myawaddy, Myanmar. Yang berbagai macam upaya sudah kita lakukan," terang Judha di kantor Kementerian PPMI, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/11/2024).

Kemlu sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah Myanmar. Kemlu juga berkomunikasi dengan otoritas daerah setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari 91 tersebut, kita sudah sampaikan komunikasi kepada pemerintah Myanmar, dan kita juga sudah melakukan beberapa komunikasi informal dengan berbagai macam pemangku kepentingan yang ada di daerah tersebut," tambahnya.

Judha menjelaskan Myawaddy merupakan daerah konflik bersenjata yang tidak dikuasai oleh militer Myanmar. Sehingga ada komplikasi tersendiri dari permasalahan itu.

ADVERTISEMENT

"Namun kita pahami bahwa Myawaddy itu adalah wilayah konflik bersenjata dan tidak dikuasai oleh Tatmadaw. Tatmadaw ini militer dari Myanmar. Namun dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata. Ini memang menciptakan komplikasi tersendiri," ujar Judha.

Sejauh ini, terdapat 44 WNI yang telah telah dipulangkan. Judha berharap 91 WNI yang masih disekap bisa segera dipulangkan ke Indonesia.

"Namun yang ingin kami pastikan bahwa dari 91 tersebut kita terus upayakan. Dan sudah ada sekitar 44 warga negara kita yang sudah bisa kita pulangkan, dan kita harapkan 91-nya segera bisa menyusul," kata Judha.

Judha pun menekankan tugas Kemlu bukan hanya untuk menangani WNI yang sedang terkena masalah, namun juga melakukan pencegahan yang efektif. Dia mencatat masih banyak WNI yang berangkat ke luar negeri secara ilegal.

"Yang ingin kami tekankan adalah bukan saja penanganan warga negara kita yang ada di Myawaddy, namun bagaimana melakukan langkah pencegahan yang efektif," ujar Judha.

"Karena kami masih mencatat banyak warga negara kita yang berangkat ke luar negeri untuk mengejar berbagai macam lowongan pekerjaan di luar negeri dengan gaji yang sangat tinggi, namun tidak sesuai prosedur. Dan akhirnya mereka terjebak di kasus-kasus kompleks," pungkas dia.

Sebagai informasi, para korban diketahui awalnya berangkat ke Thailand dalam kurun waktu Maret hingga Juli 2024 setelah dijanjikan pekerjaan di Thailand. Namun, berdasarkan informasi, mereka mengaku disekap dan dipaksa bekerja sebagai online scammer dan judi online serta mengalami kekerasan fisik.

Mereka juga kesulitan berkomunikasi karena telepon selulernya ditahan. Namun beberapa di antaranya sempat menyampaikan posisinya setelah berhasil berkomunikasi dengan KBRI Yangon. Kemlu telah menerima pengaduan para korban pada Agustus 2024.

Berbagai upaya telah dilakukan Kemlu dan KBRI Yangon, antara lain penyampaian beberapa nota diplomatik dan koordinasi dengan otoritas terkait di Myanmar, berkomunikasi dengan jejaring lokal di Myawaddy, hingga menjalin kerja sama bilateral dan regional.

(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads