Aiptu Abang Jelaskan Asal Nama 'Gabus' untuk Gerakan Baca Tulis di Papua

Aiptu Abang Jelaskan Asal Nama 'Gabus' untuk Gerakan Baca Tulis di Papua

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Rabu, 20 Nov 2024 13:53 WIB
Aiptu Abang dalam Program Hoegeng Corner di detikPagi
Aiptu Abang (Foto: Dok detikcom)
Jakarta -

Aiptu Abang menjelaskan asal nama Gabus yang kini dipakai untuk program Gerakan Baca Tulis di Sentani, Jayapura, Papua. Ide gerakan tersebut muncul ketika pergantian Kapolres Jayapura pada 2021 lalu.

"Untuk program itu sendiri, kebetulan saat itu pas pergantian Kapolres beliau menyampaikan untuk kalau kita ada kegiatan di Sentani kita namakan Gabus," kata Aiptu Abang dalam program Hoegeng Corner di detikPagi, Rabu (20/11/2024).

Menurut Aiptu Abang, nama Gabus diambil dari nama ikan gabus di Sentani yang ternyata kemudian sesuai dengan kepanjangan akronim Gerakan Baca Tulis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Sentani itu ada ikan, nama ikan di Sentani sehingga dipakai nama itu untuk program kami dan sesuai kepanjangannya gerakan baca tulis," kata Aiptu Abang.

Tak hanya untuk anak-anak, program Gabus itu juga dilaksanakan untuk warga yang sudah dewasa. Aiptu Abang menjelaskan ada tiga pengelompokan belajar dalam program Gabus itu.

ADVERTISEMENT

"Kami bagi kelompok, ada tiga kelompok. Pertama kelompok Paud, terus kelompok anak-anak seperti sekarang ini dan yang terakhir kelompok dewasa, tempatnya kita pisah-pisah," ujar Aiptu Abang.

Pada mulanya, Aiptu Abang turun ke lapangan untuk mencari anak-anak yang belum bisa baca tulis di Sentani. Seiring berjalannya waktu, anak-anak binaan dalam program Gabus itu semakin bertambah.

"Sehingga saya bisa kumpul awal sekitar 15 kurang lebih, kami ajarkan mereka di bawah-bawah pohon, di teras rumah. Kita cari momen yang santai tapi bagaimana serius," ujar Aiptu Abang dalam wawancara terpisah beberapa waktu lalu.

Pada 2024, dia kemudian bertemu salah seorang guru bernama Agustina Felle. Aiptu Abang dan Agustina sepakat untuk kerja sama dalam mengajar anak-anak agar bisa baca tulis.

"Jadi ibu juga ada punya keinginan untuk belajar bersama sehingga saya sepakat dengan ibu kalau begitu nanti kita kolaborasi. Kita mengajak anak-anak ini supaya baca tulis, maka bergabunglah kami di situ memakai rumahnya sebagai tempat belajar. Kita pakai halaman ruangan tamunya di situ," imbuh Aiptu Abang.

Setelah itu, peserta didik pun semakin banyak. Aiptu Abang dan Agustina pun sepakat untuk membuat gedung belajar yang lebih layak.

"Dengan harapan apabila gedung ini jadi, kami gunakan tempat ini untuk tepat mereka belajar dengan tidak menggunakan rumah ibu guru tersebut. Karena nggak sreg juga rumah itu digunakan ruang tamu sudah dipasang kertas-kertas, alat peraga di situ, jadi kalau untuk tamu tidak cocok, tidak layak," tutur Aiptu Abang.

Total ada sekitar 72 anak-anak yang menjadi peserta didik Aiptu Abang sejak 2021. Umur mereka yang diajar oleh Aiptu Abang itu berbeda-beda.

"Kalau anak-anak tujuannya mereka ingin baca tulis. Kemudian yang kedua kan ada satu kelompok dewasa mereka duduk di sekolah, ada putus SD, putus SMP dan putus SMA. Mereka yang putus sekolah ini berharap kita mengikuti kegiatan ini mereka bisa lanjut paket," ujar dia.

(knv/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads