.webp)
Debat pamungkas Pilkada Jakarta 2024 menyoroti isu lingkungan dan perubahan iklim. Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (R1DO) menampilkan program berbasis 'politik hijau'. R1DO dinilai menawarkan solusi konkret seperti subsidi panel surya, insentif energi hijau, dan pengembangan ruang terbuka hijau untuk menjadikan Jakarta lebih ramah lingkungan.
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, Fahira Idris mengatakan Jakarta akan terus menghadapi tantangan lingkungan seperti polusi udara, banjir, kemacetan, dan pengelolaan sampah. Oleh karena itu, pemimpin Jakarta harus menerapkan 'politik hijau' yang menempatkan isu lingkungan dan keberlanjutan.
"Saya mencermati saat debat dan di dalam dokumen visi misi, program lingkungan pasangan Ridwan Kamil-Suswono (R1DO) memiliki dimensi 'politik hijau'. Pasangan nomor urut satu ini sangat menekankan pentingnya pelestarian lingkungan, pengurangan emisi karbon, penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang efektif dan pembangunan yang berwawasan lingkungan," ujar Fahira dalam keterangan tertulis, Selasa (19/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahira menambahkan R1DO akan mengimplementasikan dimensi politik hijau melalui berbagai program konkret. Program tersebut mencakup subsidi panel surya untuk hunian, alokasi anggaran khusus untuk adaptasi perubahan iklim.
Lebih lanjut, insentif bagi pengguna kendaraan emisi rendah dan industri energi hijau. serta pemanfaatan lahan kosong dan atap gedung untuk ruang hijau. Gedung komersial dan perkantoran juga diwajibkan memanfaatkan atapnya sebagai ruang hijau.
Salah satu program efektif pasangan R1DO adalah subsidi panel surya untuk hunian, mendukung prinsip 'politik hijau' yang menekankan keberlanjutan lingkungan, pengurangan emisi karbon, dan penggunaan energi terbarukan.
Panel surya mengubah energi matahari menjadi listrik tanpa emisi karbon, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menghasilkan polusi. Dengan meningkatkan adopsi panel surya di hunian Jakarta, R1DO berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim.
Kebijakan atap hijau dapat membantu mengurangi efek urban heat island, fenomena peningkatan suhu di daerah perkotaan akibat beton dan aspal yang menyerap panas. Atap hijau berfungsi sebagai insulasi alami, menurunkan suhu udara di sekitarnya, dan mengurangi kebutuhan energi untuk pendinginan gedung.
Pemanfaatan lahan kosong dan atap gedung sebagai ruang hijau terbuka (RTH) mencerminkan prinsip tata ruang yang berkelanjutan. Ini mengoptimalkan ruang yang ada untuk mendukung keseimbangan ekologis di Jakarta.
"Dengan visi lingkungan yang berdimensi 'politik hijau', hemat saya, pasangan R1DO memiliki solusi konkret terhadap berbagai masalah lingkungan yang dihadapi Jakarta. Visi lingkungan berdimensi 'politik hijau' dapat menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih layak huni, sehat, dan tangguh terhadap perubahan iklim di masa depan," pungkas Fahira.
(prf/ega)
