Presiden Prabowo Subianto membeberkan swasembeda pangan dan swasembada energi yang menjadi misi Asta Cita-nya di depan para pemimpin negara G20. Prabowo mengungkap target tercapainya swasembada pangan dalam 3 tahun dan energi dalam 4 tahun.
"Saya berencana untuk mengatasi kekurangan pangan dalam 3 tahun, swasembada energi dalam 4 tahun," kata Prabowo saat memberikan pernyataan di sesi pertama KTT G20 Brasil, dilihat di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (19/11/2024).
Prabowo juga memiliki target dalam aliansi global melawan kemiskinan dan kelaparan. Ia yakin Indonesia akan memberikan kontribusi dalam waktu 5 tahun.
"Dan dalam lima tahun kami yakin dapat berkontribusi pada aliansi global melawan kemiskinan dan kelaparan," kata Prabowo.
Diketahui, 'Global Alliance against Hunger and Poverty' diluncurkan dalam rangkaian KTT G20. Peluncuran aksi itu dipimpin oleh Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva yang menyerukan aksi global untuk mengatasi kelaparan dan kemiskinan yang masih menjadi tantangan mendesak dunia.
Dalam pidato pengantarnya, Lula da Silva menyoroti ketimpangan sosial di dunia, dimana 733 juta orang masih kekurangan gizi di tahun 2024, meskipun dunia memproduksi hampir 6 miliar ton makanan per tahun.
"Kelaparan adalah ekspresi biologis dari penyakit sosial," tegas Lula, mengutip ilmuwan Brasil Josué de Castro.
Lula juga menyampaikan bahwa aliansi ini bertujuan untuk membangun rekomendasi internasional, kebijakan publik yang efektif, dan sumber pendanaan yang berkelanjutan. Saat ini, aliansi tersebut telah mendapatkan dukungan dari 81 negara, 26 organisasi internasional, 9 lembaga keuangan, serta berbagai yayasan dan organisasi non-pemerintah.
"Aliansi ini lahir di G20, tetapi tujuannya bersifat global," kata Lula da Silva.
Peluncuran Global Alliance against Hunger and Poverty menjadi salah satu tonggak penting dalam KTT G20 kali ini. Aksi menegaskan komitmen kolektif untuk membangun dunia yang lebih adil dan sejahtera. Kehadiran Prabowo di forum ini turut mencerminkan peran aktif Indonesia dalam menjawab tantangan global dan memperjuangkan masa depan yang lebih inklusif.
(eva/imk)