Mahkamah Agung (MA) telah membentuk tim untuk mengusut sosok R yang diduga dihubungi pihak Gregorius Ronald Tannur untuk mengatur susunan majelis hakim di Pengadilan Negeri Surabaya. MA menyebut proses pemeriksaan masih berjalan.
"Terkait mantan pejabat Pengadilan Negeri Surabaya yang berinisial R, itu pimpinan Mahkamah Agung sudah membentuk tim," kata Juru Bicara MA, Yanto, di gedung MA, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2024).
"Karena yang bersangkutan bukan Hakim Agung, maka timnya juga bukan dari hakim agung," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yanto mengatakan tim tersebut masih memeriksa R yang disebut Kejaksaan Agung sebagai pejabat PN Surabaya. Dia mengatakan hasil pemeriksaan itu akan segera disampaikan.
"Tim sekarang lagi proses, lagi berjalan. Jadi kita tunggu saja hasilnya seperti apa. Kalau ada hasilnya akan saya sampaikan ke teman-teman media," ujarnya.
Kejagung sebelumnya mengurai alur pemberian suap dari ibu Gregorius Ronald Tannur, Meirizka Widjaja, ke majelis hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang mengadili Ronald Tannur. Ada peran mantan pejabat MA Zarof Ricar sebagai penghubung dalam alur suap tersebut.
Dirdik Jampidsus Kejagung Abdul Qohar mengatakan Meirizka mulai mencari cara agar anaknya bisa bebas dari kasus tewasnya Dini Sera pada 5 Oktober 2023 atau sehari setelah peristiwa tewasnya Dini Sera. Dia mengatakan Meirizka awalnya menghubungi pengacara bernama Lisa Rahmat.
Qohar menyebutkan Meirizka dan Lisa bertemu di Surabaya untuk membicarakan kasus Ronald Tannur. Menurut dia, Meirizka dan Lisa kemudian sepakat soal uang yang diduga untuk mengurus perkara.
Setelah ada kesepakatan soal uang, Lisa Rahmat diduga meminta Zarof Ricar agar dikenalkan dengan pejabat Pengadilan Negeri Surabaya berinisial R. Lisa diduga ingin mengatur majelis hakim yang mengadili Ronald Tannur lewat R.
"Kemudian, LR meminta kepada ZR agar diperkenalkan kepada pejabat di PN Surabaya dengan inisial R dengan maksud untuk memilih majelis hakim yang akan menyidangkan perkara Ronald Tannur," ujar Qohar.
Qohar belum mengungkap siapa R yang dimaksud. Dia hanya menyatakan Meirizka mengeluarkan uang total Rp 3,5 miliar untuk menyuap tiga orang hakim yang mengadili Ronald Tannur. Uang itu diserahkan secara bertahap.
"Terhadap uang sebesar Rp 3,5 miliar itu menurut keterangan LR diberikan kepada majelis hakim yang menangani perkara," ujarnya.
Suap itu kemudian membuat hakim memberikan vonis bebas ke Ronald Tannur. Hakim PN Surabaya menyatakan Ronald Tannur tak terbukti bersalah sebagaimana dakwaan jaksa.
Kini, vonis bebas Ronald Tannur itu sudah dianulir oleh Mahkamah Agung. MA menjatuhkan vonis 5 tahun penjara terhadap Ronald Tannur karena terbukti melakukan penganiayaan hingga menyebabkan tewasnya Dini Sera.
Adapun Kejagung telah menetapkan enam orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap vonis bebas Ronald Tannur. Para tersangka itu ialah:
1. Hakim Erintuah Damanik
2. Hakim Mangapul
3. Hakim Heru Hanindyo
4. Pengacara Lisa Rahmat
5. Eks pejabat MA Zarof Ricar
6. Ibu Ronald Tannur, Meirizka Widjaja.