RS Dr Moewardi Solo Bantah Telantarkan Suspect Flu Burung

RS Dr Moewardi Solo Bantah Telantarkan Suspect Flu Burung

- detikNews
Kamis, 05 Apr 2007 12:52 WIB
Solo - Pihak RS Dr Moewardi Solo menepis pernyataan keluarga Suramto, pasien suspect flu burung (AI) yang meninggal hari ini. Pihak rumah sakit berkeyakinan bahwa mereka telah bekerja sesuai standard dalam penanganan pasien terduga AI.Pernyataan itu disampaikan oleh Prof Dr Suradi SpP, anggota tim dokter yang menangani Suramto selama dirawat di RS Dr Moewardi, kepada wartawan, Kamis (5/4/2007).Sebelumnya keluarga Suramto menyatakan kecewa terhadap pelayanan RS tersebut. Menurut versi keluarga selama dirawat sejak 30 Maret lalu tidak ada penanganan yang memadai untuk Suramto. Bahkan dia sudah dirontgen, tapi kemudian hasilnya dihilangkan dokter jaga.Selain itu juga tidak ada komunikasi antara keluarga dengan dokter yang menangani. Baru pada Selasa siang, keluarga diberitahu bahwa Suramto dinyatakan suspect AI dan harus dipindahkan di ruang isolasi.Atas tudingan itu Suradi mengatakan proses penelusuran diagnotik untuk pasien memang tidak mudah dan memakan waktu. Apalagi gejala awal sebuah penyakit kadang-kadang sangat mirip, sehingga tidak bisa ditentukan dalam waktu singkat.Komunikasi dengan keluarga, kata dia, juga tidak gampang dilakukan dan memerlukan pertimbangan khusus. Hal dikarenakan kadang-kadang keluarga menjadi terlalu emosional jika diberitahu jenis penyakit yang diderita pasien.Tentang hasil rontgent pertama Suramto yang hilang, Suradi, mengaku tidak mengetahui pasti. "Kalau yang menghilangkan keluarga mungkin saja, tapi kalau yang menghilangkan pihak rumah sakit hampir tidak mungkin karena penyimpanan file-file dokumen yang menyangkut pasien disini sangat ketat," ujarnya.Gagal NapasLebih lanjut, Suradi mengatakan kematian Suramto disebabkan gagal napas yang menyebabkan pasokan oksigen ke dalam tubuh menjadi terganggu. Kurangnya oksigen tersebut mengakibatkan menurunnya fungsi organ-organ tubuh, terutama organ utama yaitu otak dan jantung. "Pada siang hari hingga malam sebenarnya ada perkembangan membaik pada pasien, Namun semenjak pukul 00.00 WIB, pasien mulai gelisah dan kesadaran menurun drastis. Pukul 03.00 WIB kondisinya semakin melemah dan tak lama kemudian meninggal," papar guru besar Fak Kedokteran UNS tersebut. Hingga meninggal Suramto masih berstatus suspect AI karena hingga saat ini sampel darah serta usap tenggorok dan hidung pasien masih diteliti di Litbang Depkes Jakarta sehingga belum ada informasi baru mengenai penyebab penyakit. "Diharapkan sore ini atau Sabtu akan diketahui hasilnya," ujarnya. (mbr/djo)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads