Waspada Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi, Ini Imbauan BMKG

Waspada Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi, Ini Imbauan BMKG

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Kamis, 07 Nov 2024 10:50 WIB
BMKG menyatakan wilayah Indonesia saat ini memasuki masa pancaroba. Awan gelap pun tampak menyelimuti langit Kota Jakarta hari ini.
Ilustrasi cuaca ekstrem (Foto: Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan untuk masyarakat soal cuaca ekstrem di Indonesia. Masyarakat diminta waspada dan siap-siaga menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi.

Selain itu, adanya Siklon Tropis Yinxing di sekitar Laut Filipina disebut mempengaruhi dinamika cuaca di wilayah Indonesia. Berikut informasinya.

Awas Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi!

Ketua BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan pemerintah daerah dan masyarakat Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Adanya fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20 persen sampai awal 2025 dan juga berpotensi meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah Daerah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan. Adanya fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20 persen sampai awal 2025. Situasi ini juga berpotensi meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita di Jakarta, dikutip dari situs resmi BMKG, Rabu (6/11/2024).

Maka dari itu, pemerintah harus meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah yang rentan terhadap banjir, seperti penyiapan kapasitas pada sistem drainase dan sistem peresapan dan tampungan air. Tujuannya agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir.

ADVERTISEMENT

Selain itu, perlu dipastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau.

Kondisi Hujan di Indonesia

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan bahwa saat ini, sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di Sumatera, sebagian Kalimantan, dan sebagian Jawa bagian tengah hingga barat, telah memasuki musim hujan. Sementara itu wilayah Pulau Jawa lainnya diprediksi akan memasuki musim hujan pada dasarian II November 2024.

"Baru saja masuk musim penghujan, tapi beberapa kejadian bencana hidrometeorologi sudah terjadi seperti banjir dan tanah longsor yang terjadi di Bogor dan Sukabumi Jawa Barat. Karenanya, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat dan stakeholder terkait untuk waspada, jangan lengah," ucapnya.

Berdasarkan hasil analisa mingguan BMKG, terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir atau angin kencang selama 7-12 November 2024. Kondisi ini terjadi karena beberapa faktor yang memengaruhi dinamika atmosfer di Indonesia yang berdampak pada potensi peningkatan intensitas hujan di sejumlah wilayah.

Dampak peningkatan hujan ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat dalam menjalani aktivitas sehari-hari, tetapi juga berpengaruh pada aktivitas penerbangan dan pelayaran. Berikut beberapa imbauan dari BMKG untuk masyarakat terkait potensi cuaca ekstrem.

  • Pengguna, penyedia jasa transportasi, dan operator transportasi, terutama laut dan udara diimbau mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem;
  • Nelayan diminta tidak memaksakan diri melaut jika cuaca sedang buruk;
  • Pantau terus kondisi cuaca, angin dan tinggi gelombang melalui aplikasi InfoBMKG.

Simak Video 'BMKG Imbau Masyarakat Waspada Potensi Banjir-Longsor di Jabodetabek':

[Gambas:Video 20detik]

Baca di halaman selanjutnya.

Dampak Siklon Tropis Yinxing di Indonesia

BMKG juga memantau adanya Siklon Tropis Yinxing di sekitar Laut Filipina. Menurut Guswanto, siklon ini dapat mempengaruhi dinamika cuaca di wilayah Indonesia.

Siklon Tropis Yinxing diprediksi meningkat intensitasnya dalam 24 jam kedepan dan teramati bergerak semakin menjauhi wilayah Indonesia. Namun, pertumbuhan Siklon Tropis ini dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan di wilayah Indonesia dalam 24-48 jam ke depan, seperti:

  • Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara;
  • Adanya peningkatan tinggi gelombang laut antara 1,25 hingga 2,5 meter (kategori laut sedang) di wilayah Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera.

Sementara itu, berdasarkan pemantauan BMKG, fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial juga berdampak pada meningkatnya ketersediaan massa uap air basah dan memicu gangguan pola angin yang dapat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.

Labilitas lokal yang kuat serta adanya pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di beberapa wilayah di Indonesia ,mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.

"Maka dari itu, dalam sepekan ke depan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak ikutannya berupa bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di seluruh wilayah Indonesia," kata Direktur Meteorologi Publik, Andri Ramdhani.

Simak Video 'BMKG Imbau Masyarakat Waspada Potensi Banjir-Longsor di Jabodetabek':

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads