Ketika Fatimah Becak Membuka Rekening di BCA

Ketika Fatimah Becak Membuka Rekening di BCA

- detikNews
Senin, 26 Mar 2007 11:59 WIB
Palembang - Wajah Fatimah (40) tampak memucat ketika memasuki kantor BCA yang resik di Jalan Kapten A. Rivai Palembang. Maklum, membuka rekening bank adalah pengalaman menegangkan bagi perempuan yang harus menghidupi keluarganya dengan menarik becak ini."Seumur hidup baru kali ini saya masuk kantor ini," katanya kepada detikcom yang mengikutinya, Senin (26/03/2007) pagi. Fatimah datang ke BCA didampingi praktisi politik Febuar Rahman, yang membantunya membuat rekening. "Kata Pak Febuar rekening ini sangat penting, biar mereka yang mau membantu saya dapat mengirim langsung ke saya, dan juga saya dapat menyimpan uang saya," kata Fatimah. Sejak diberitakan detikcom dan sejumlah media massa, banyak sumbangan sebagai rasa simpati diterima Fatimah. Sumbangan itu berupa beras maupun uang. Misalnya sumbangan dari sejumlah aktivis IT di Jakarta. "Dari Ibu Yudith saya menerima sumbangan Rp 1 juta, dari Ibu Nies saya dibantu Rp 500 ribu. Lalu dari Bapak Febuar, serta lainnya. Jadi, uang saya terkumpul Rp 3 juta," katanya. Apa yang akan dilakukan Fatimah dengan berbagai sumbangan dana tersebut? "Pertama saya akan berusaha mengobati suami saya yang lumpuh. Tapi, saya juga ingin membuka usaha. Bisa buka kios minyak tanah atau warunglah. Ya, saya harus berhenti menarik becak, seperti pesan mereka yang membantu saya," katanya. Fatimah yang memiliki satu anak, Raply (4,4), terpaksa harus menarik becak pada malam hari di kawasan Rumah Susun 24 Ilir Palembang. Padahal dari pagi hingga sorenya, Fatimah sudah mencuci pakaian, mengurut atau melakukan pekerjaan apa pun yang menghasilkan uang halal. Semua itu dia lakukan guna menghidupi suaminya, Muhammad (46), yang kedua kakinya lumpuh sejak 6 bulan lalu. Putranya, Raply (4,4) dan kedua orangtuanya yang sudah uzur. Rencana membuka rekening Fatimah tak terlalu lancar. Sebab petugas BCA menolak membuat rekening sebab Fatimah tidak memiliki KTP, dia hanya memiliki surat keterangan (KTP sementara) dari ketua RT 03. Pihak BCA hanya mau menerima KTP sementara yang dibuat Lurah Lorok Pakjo. Wajah Fatimah pun kecewa. "Aku nih sudah lama memohon membuat KTP. Tapi wong Kelurahan selalu menolak membuatnya. Saya tidak tahu. Kemarin (Jumat) saya ke kantor lurah, tapi tidak ada petugasnya," kata Fatimah. Lalu, Febuar Rahman menghubungi pimpinan kantor BCA tersebut. Akhirnya Fatimah diperkenankan membuat nomor rekening. Nah, masalah lain muncul. Nama Fatimah berubah menjadi Patimah saat ditulis dalam KTP sementara tersebut. Jadilah nama Fatimah menjadi Patimah. Setelah 1,5 jam menunggu, Fatimah pun memiliki nomor rekening atas nama Patimah No.0212305225 BCA Cab. Kapten Rivai Palembang. Dia pun menerima ATM. Selesai? Ternyata belum. Fatimah bingung bagaimana menggunakan ATM. "Saya masih bingung, tapi, ya, ndak apa-apa. Saya bisa minta tolong kan, kalau mau melihat simpanan," kata Fatimah yang datang bersama anaknya, Raply, pada detikcom. (tw/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads