Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mewakili Pemerintah Republik Indonesia (RI) menyampaikan pentingnya kemitraan antara PBB dengan ASEAN. Ma'ruf Amin berharap PBB mempunyai kantor perwakilan untuk ASEAN di Jakarta.
Dalam KTT ASEAN-PBB di Vientiane, Laos, Jumat (11/10/2024), Ma'ruf Amin mendorong penguatan kemitraan antara ASEAN dan PBB. Langkah itu untuk mengembalikan kredibilitas multilateralisme dan hukum internasional.
"Kemitraan ASEAN-PBB harus digunakan untuk mendukung upaya mempertebal saling percaya dan solidaritas global, sebagaimana disebutkan dalam Pakta untuk Masa Depan," kata Ma'ruf Amin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Ma'ruf juga menyampaikan apresiasi atas penunjukan Menteri Luar Negeri RI sebagai utusan khusus Sekjen PBB.
"Saya mengapresiasi kepercayaan Sekjen PBB kepada Menlu Retno Marsudi sebagai Utusan Khusus Urusan Air," kata Ma'ruf Amin.
Sementara itu, usai acara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan harapan Indonesia agar PBB memiliki perwakilan untuk ASEAN. Hal itu penting untuk penguatan kerja sama institusional.
"Pentingnya penguatan kerja sama institusional ASEAN-PBB. Dalam hal ini Pak Wapres menyampaikan harapan agar PBB memiliki perwakilan untuk ASEAN di Jakarta," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB H.E. AntΓ³nio Guterres menyampaikan beberapa poin penting yang menurutnya perlu mendapat perhatian khusus ASEAN, salah satunya terkait konektivitas.
"Di Asia Tenggara, terkoneksi internet dan kecerdasan buatan, masih terdapat kesenjangan di masyarakat. Setiap negara harus dapat mengakses dan memperoleh keuntungan dari teknologi ini," katanya.
Terkait masalah keuangan, AntΓ³nio Guterres memaparkan bahwa masih banyak negara yang membutuhkan bantuan.
Poin berikutnya, ia mengungkapkan bahwa masalah iklim menjadi salah satu perhatian PBB untuk ASEAN.
"Negara ASEAN merasakan dampak buruk dari iklim, di mana kita membutuhkan aksi yang segera untuk mengatasi isu ini," ujar AntΓ³nio.
Terakhir, PBB juga menaruh perhatian besar terhadap perdamaian di ASEAN di masa sulit ini di mana terdapat konflik di sejumlah wilayah.
"Isu Myanmar tetap kompleks, di mana rakyat membutuhkan bantuan dan jutaan orang harus berpindah tempat, serta isu di Rohingya memerlukan solusi yang damai," ujarnya.