Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menceritakan peran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memaksa warga menggunakan angkutan massal. Jokowi gencar meningkatkan angkutan massal, misalnya membangun MRT, agar warga beralih ke transportasi publik.
Hal itu diutarakan Budi saat sambutan acara 'Seminar Sistem Transportasi Darat Indonesia Terintegrasi, Cerdas, dan Berkelanjutan' di Balai Universitas Indonesia, Depok, Kamis (10/10/2024). Budi mengatakan Kemenhub berusaha meningkatkan angkutan massal perkotaan untuk menanggulangi kemacetan.
"Pendek kata, kita memang berusaha untuk meningkatkan angkutan massal perkotaan itu, karena peningkatan pendapatan per kapita memang naik, tapi kemacetan itu harus ditanggung bahkan lebih dari Rp 100 triliun," kata Budi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengatakan pembangunan MRT dan LRT bisa dikatakan terlambat. Namun, Jokowi berjasa, dalam paksaannya yang baik agar pembangunan MTR tetap berjalan.
"Jadi kalau kita bangun MRT, LRT itu lebih kecil. Dan memang sayangnya kita terlambat. Pak Jokowi yang berjasa memaksakan, memaksakan tapi paksaan yang baik, MRT tetep jalan," jelasnya.
Budi mengambil contoh bukti keberhasilan dalam kehadiran MRT membuat warga Lebak Bulus tak lagi menggunakan mobil. Serta warga Cibubur juga sudah menggunakan LRT.
"Sekarang kalau bapak ibu tanya teman-teman yang di Lebak bulus, mereka nggak naik mobil. Naik MRT.Teman-teman yang di Cibubur, mereka naik LRT," tuturnya.
Budi kemudian memamerkan angkutan massal kereta api yang banyak diminati masyarakat. Dia pun meminta masyarakat kelas menengah harus menggunakan kereta api karena murah, cepat, dan tepat waktu.
"Nah, oleh karena saya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Pak Rektor, bahwa angkutan massal perkotaan khususnya kereta api, itu sangat diminati. Pak Rektor tadi cerita, kalau pulang ke Solo apa Jogja? Ajak dekan-dekan naik kereta api," tuturnya.
"Terima kasih, Pak. Ini memang kita tunjukkan kelas menengah, harus naik kereta api. Nah, itu murah, cepat, itu tepat waktu," jelasnya.
Dia mengatakan bentuk keberhasilan kereta api bisa tepat waktu dan tak mengalami kecelakaan karena memiliki double track.
"Nah, sedikit pamer ya, kalau bapak ibu naik kereta api, itu tepat waktu dan tidak ada kecelakaan. Itu perannya kemenhub, Pak Bambang Projo kasih dana kita, itu bikin double track, dan double down track," ucapnya.
"Sekarang lebih cepat, Jakarta-Yogyakarta, 6 jam dan insyaallah tidak ada kecelakaan. Bahkan dari Bekasi ke arah kota itu double, double track. Jadi kereta api yang tujuan luar kota, itu dalam tracking. Sehingga lalu lintas yang ada di Jabodetabek memiliki tidak ada konflik," tutupnya.
(yld/yld)